Menurut ahli, wanita ingin dihargai dan diinginkan.
Ketika wanita merasa tidak dihargai dan diabaikan, mereka akan mencari keintiman emosional di luar pernikahan, yakni lewat selingkuh.
Selain itu, perselingkuhan sering kali dijadikan masa transisi bagi wanita sebagai cara mengakhiri hubungan.
Riset lain yang terbit di International Journal of Sexual Health edisi 2012 mengungkap, pria dan wanita yang sering terlibat dalam urusan perselingkuhan mengaku hal itu dilakukan untuk meningkatkan kehidupan seks mereka.
Pasalnya, mereka merasa rumah tangganya tidak dapat memenuhi hal tersebut.
Demikian pula, kebosanan dalam hubungan pernikahan dapat memicu pria dan wanita untuk selingkuh.
Penyebab dan faktor risiko selingkuh
Ada banyak alasan yang memicu pria atau wanita selingkuh.
Namun, adanya faktor risiko tertentu dapat meningkatkan kemungkinan selingkuh.
Faktor individu yang bisa meningkatkan kemungkinan perselingkuhan adalah:
Kecanduan
Kecanduan obat terlarang, alkohol, atau perjudian, merupakan faktor risiko yang sangat mungkin meningkatkan perselingkuhan.
Alkohol khususnya, dapat mengurangi kesadaran sehingga seseorang sangat mungkin main mata dengan lawan jenis ketika sedang mabuk.
Berpengalaman selingkuh sekali selingkuh, pasti akan selingkuh lagi.
Kalimat ini sudah lama menjadi mitos dan pada tahun 2017 sebuah riset untuk pertama kalinya membenarkan hal tersebut.
Dalam penelitian tersebut, mereka yang pernah selingkuh setidaknya tiga kali sangat mungkin selingkuh lagi.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR