Stunting atau pendek merupakan akibat dari masalah gizi kronis yang disebabkan kekurangan gizi dalam waktu lama.
Bahkan anak stunting berisiko memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah.
Mereka juga rentan menderita penyakit saat dewasa.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 155 juta anak balita mengalami stunting.
Baca juga: Belajar dari Kisah Haru Artis Donita Nugroho. Moms Perlu Pahami Tipe Kejang Pada Anak
Kebanyakan anak tersebut tinggal di negara dengan ekonomi rendah sampai menengah.
Di Indonesia sendiri, stunting masih menjadi masalah kesehatan utama. Hampir 9 juta balita mengalami stunting.
Sayangnya, masih banyak orangtua yang mengira stunting adalah faktor keturunan.
Usia dua tahun pertama merupakan periode yang krusial untuk tumbuh kembang anak. Jika di usia ini anak kekurangan gizi, dampaknya akan dirasakan sampai dewasa.
Kecukupan gizi yang baik diawali dengan pemberian ASI selama 6 bulan pertama.
Setelah itu anak mulai mendapat makanan pendamping ASI yang wajib memenuhi kebutuhan gizi anak.
Walau telur memang mengandung gizi yang dapat menunjang pertumbuhan anak. Namun, anak juga perlu mendapat makanan yang bervariasi.
Bukan hanya agar ia mendapat vitamin dan mineral yang dibutuhkan, tapi juga agar anak mengenal berbagai jenis rasa dan tekstur makanan, yang akan memcegah anak menjadi pilih-pilih makanan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Fox News |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR