Nakita.id - Anak yang mempunyai tinggi badan yang ideal pastilah menjadi harapan setiap ibu.
Sebab tinggi badan anak terkadang menjadi salah satu patokan penilaian kecukupan zat gizi anak.
Tak heran jika orangtua sering membanding-bandingkan tinggi tubuh anak mereka dengan anak lain untuk melihat perbandingannya.
Dibanding sibuk membandingkan berat badan Si Kecil, ada baiknya Moms membiasakan memberi tambahan makanan dan suplemen lain untuk mendukung tinggi badan si kecil.
Baca juga: Bikin Wajah Moms 10 Tahun Lebih Muda, 4 Kebiasaan Sederhana Ini Dapat Mengurangi Kerutan
Tambahan makanan yang lazim diberikan oleh Moms untuk tingkatkan tinggi badan anak diantaranya susu, keju dan makanan tinggi kalsium lainnya.
Namun pernah tidak terpikir dibenak Moms untuk memberikan tambahan makanan selain produk olahan susu untuk menambah tinggi badan anak?
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak Moms disarankan untuk mengkonsumsi sebutir telur per hari.
Moms bisa membuat aneka olahan telur yang dapat dikonsumsi anak seperti telur rebus, telur orak-arik, omlet dan berbagai jenis olahan lainnya.
Baca juga: Ternyata Ini Yang Dilakukan Ayu Dewi dan Anaknya Selama Menunggu Suami Pulang Kerja
Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Pediatrics.
Dalam penelitian di Ekuador selama 6 bulan diketahui anak-anak yang diberikan telur setiap hari akan mengurangi risiko tinggi badan rendah.
Stunting atau pendek merupakan akibat dari masalah gizi kronis yang disebabkan kekurangan gizi dalam waktu lama.
Bahkan anak stunting berisiko memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah.
Mereka juga rentan menderita penyakit saat dewasa.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 155 juta anak balita mengalami stunting.
Baca juga: Belajar dari Kisah Haru Artis Donita Nugroho. Moms Perlu Pahami Tipe Kejang Pada Anak
Kebanyakan anak tersebut tinggal di negara dengan ekonomi rendah sampai menengah.
Di Indonesia sendiri, stunting masih menjadi masalah kesehatan utama. Hampir 9 juta balita mengalami stunting.
Sayangnya, masih banyak orangtua yang mengira stunting adalah faktor keturunan.
Usia dua tahun pertama merupakan periode yang krusial untuk tumbuh kembang anak. Jika di usia ini anak kekurangan gizi, dampaknya akan dirasakan sampai dewasa.
Kecukupan gizi yang baik diawali dengan pemberian ASI selama 6 bulan pertama.
Setelah itu anak mulai mendapat makanan pendamping ASI yang wajib memenuhi kebutuhan gizi anak.
Walau telur memang mengandung gizi yang dapat menunjang pertumbuhan anak. Namun, anak juga perlu mendapat makanan yang bervariasi.
Bukan hanya agar ia mendapat vitamin dan mineral yang dibutuhkan, tapi juga agar anak mengenal berbagai jenis rasa dan tekstur makanan, yang akan memcegah anak menjadi pilih-pilih makanan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Fox News |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR