Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Mengatakan Bodoh, Malas, dan Nakal yang Benar Pada Anak
Awalnya, dr. Reisa berpikir bahwa pujian-pujian yang ia lontarkan tersebut hanya sebatas motivasi dan doanya sebagai seorang ibu.
Namun lambat laun, Mantan Puteri Indonesia Lingkungan 2010 ini berpikir bahwa pujian-pujian yang ia lontarkan tersebut justru bisa membatasi anak.
"Awalnya itu hanya doa saya sebenarnya, tapi setelah saya berpikir kembali itu bisa saja menjadi hal yang membatasi dia," ungkapnya.
Dokter Reisa sadar bahwa kebiasaannya tersebut ternyata bisa mengarah ke tindakan labelling.
Ia sadar bahwa labelling tidak hanya berasal dari kata-kata negatif tetapi juga kata-kata positif.
"Memang sebagai orangtua kita menginginkan yang terbaik untuk anak, itu sebabnya kita suka memberikan pujian ketika dia melakukan sesuatu. Tapi akhirnya malah sering kita ucapkan dan menjadi labelling.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR