"Karena semakin banyak urbanisasi dunia, dan tanpa tindakan perlindungan dan pengurangan polusi yang memadai, lebih banyak anak akan berisiko di tahun-tahun mendatang," lanjut Lake.
BAHAYA DI UDARA
Laporan UNICEF menyebutkan, bahaya muncul dari udara dimana partikel ultrahalus dalam polusi kota dapat merusak pembuluh darah di otak serta selaput halus (membran) yang melindungi otak dari zat beracun.
Kerusakan pada membran telah dikaitkan dengan penyakit Alzheimers dan Parkinson pada orangtua.
UNICEF juga menyoroti risiko yang berkembang dari partikel partikel bijih besi yang semakin banyak ditemukan di polusi perkotaan.
Partikel nano, yang mudah masuk ke aliran darah, sangat berbahaya bagi otak karena muatan magnetiknya dan juga dikaitkan dengan penyakit degeneratif.
Penulis laporan, Nicholas Rees, mengatakan kepada AFP bahwa polusi beracun akan memengaruhi proses pembelajaran anak-anak, kemampuan ingatan, linguistik dan motor mereka.
Bulan November lalu, New Delhi telah menutup sekolah setelah dokter mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat, namun dengan cepat membuka kembali mereka, memprovokasi kemarahan dari orang tua yang menuduh pihak berwenang "bermain dengan kesehatan anak-anak".
Krisis tersebut melihat sejumlah besar wilayah utara India dan beberapa wilayah di Pakistan yang berdekatan diselimuti udara yang tajam - sebuah fenomena tahunan sebagai partikel perangkap udara dingin di dekat tanah, menyebabkan tingkat polusi melonjak.
Baca juga: Awas, Polusi Udara Berpengaruh Pada Emosi Anak!
Di China, di mana polusi udara telah mengurangi harapan hidup di industri utara selama tiga tahun, pemerintah telah memberlakukan pembatasan produksi pada industri untuk mengatasi krisis asap yang menyaingi India - namun kemajuannya tidak merata.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Source | : | The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR