Nakita.id - Saat anak bermain, tak jarang mereka akan berusaha menjadi yang lebih dari teman sebayanya dengan bermain curang. Sehingga menimbulkan pertengkaran dan ada yang menangis.
Ada juga anak menyontek tugas temannya karena ingin mendapatkan nilai yang bagus.
Saat anak kepergok lakukan hal menyimpang di atas, sebaiknya Moms jangan beri label anak nakal, bodoh, atau label negatif lainnya ya.
Labelling yang dilakukan orang tua atau guru kepada anak, dapat berdampak panjang pada bagaimana anak memandang dirinya sendiri.
Sementara itu, menurut penasihat Anak Dr. Brenna Hicks, "Anak-anak mengembangkan dan mendefinisikan perasaan diri mereka dengan memproses apa yang orang lain katakan tentang siapa mereka, apa yang dilakukan, bagaimana bersikap dan sebagainya."
Dilansir dari Parents.com, lebih baik lakukan hal ini agar anak tak melakukan kecurangan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Beri contoh
Anak-anak biasanya akan meperhatikan dan meniru perilaku orang di sekitarnya termasuk keluarga.
Sehingga, agar anak tak berperilaku curang, berilah contoh dalam kehidupan sehari-hari ya.
Misalnya, saat mengajak si Kecil ke pasar. Moms mendapati uang kembali yang berlebih.
Sebaiknya, kembalikan kelebihan uangnya pada pedagang dan jelaskan pada anak mengapa harus melakukan hal itu.
2. Tekankan jika menang bukanlah segalanya
Banyak orang yang berorientasi pada hasil yang baik tak peduli dengan prosenya.
Sebaiknya, beri penjelasan pada anak bahwa melakukan hal jujur dan sesuai aturan itu jauh lebih baik daripada berbuat curang.
Jelaskan dengan sederhana juga bahwa kecurangan yang dilakukan malah bisa menimbulkan berbagai masalah baru.
3. Turunkan harapan
Banyak anak yang berbuat curang karena ingin memenuhi permintaan orangtua.
Misalnya saat anak mendapatkan nilai yang jelek di sekolah, janganlah Moms memberi label anak bodoh atau anak tak baik.
Lebih baik berilah semangat agar anak bisa lebih giat belajar dan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
4. Ajari anak untuk mengatasi kegagalan
Banyak anak berlaku curang karena takut gagal. Padahal kegagalan malah bisa membuat anak lebih baik dari sebelumnya.
Sehingga sebagai orangtua, jelaskan jika tak masalah saat menjadi gagal.
Jelaskan dengan sederhana pada anak bahwa kegagalan bisa menjadi pengetahuan baru soal hal yang tak boleh dilakukan di kemudian hari.
Source | : | nakita,parents.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR