Nakita.id - Kecenderungan mengisap jari memang sudah terjadi pada saat bayi di dalam kandungan.
Biasanya kebiasaan tersebut akan terus terjadi sampai Si Kecil berusia 2 tahun.
Namun Moms, perlu ketahui kebiasaan tersebut dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan dan tumbuh kembang Si Kecil.
Parahnya lagi, Si Kecil bisa mengalami gizi buruk lantaran mengemut secara otomatis menyebabkan porsi makanan per hari menjadi berkurang.
Baca Juga: Manfaat Mengemut Jari Pada Bayi
Tak hanya itu, gigi-geligi Si Kecil pun bisa rusak karena mengemut jari mengakibatkan peluang terjadinya proses pembusukan lebih tinggi.
Perilaku mengemut makanan sebenarnya tidak muncul begitu saja, tetapi selalu berkaitan dengan perjalanan sejarah makan Si Kecil.
Jadi, untuk mengetahui penyebab si batita ngemut, Moms dan Dads hendaknya melakukan kilas balik mengingat sejarah perkembangan makan Si Kecil.
Moms dan Dads dapat menelusuri, apakah sejak awal Si Kecil sudah dikenalkan dengan rasa atau jenis makanan yang bervariasi.'
Baca Juga: 4 Dampak Negatif Anak Mengisap Jari
Lihat bagaimanakah reaksi Si Kecil terhadap makanan yang diperkenalkan kepadanya.
Bagaimana pula proses makan Si Kecil, apakah dengan waktu yang teratur atau tidak.
Bisa jadi Moms dan Dads tidak mengajarkan cara makan yang benar seperti tidak mengikuti tahapan memberikan makanan.
Seperti misalnya, Si Kecil hanya makanan cair atau susu, maka Si Kecil tidak pernah belajar mengunyah dengan baik dan kemampuan oromotornya pun tidak pernah terstimulasi.
Tak kalah penting, bagaimana pola emosi Moms atau pengasuh ketika memberikan makan.
Apakah makan merupakan situasi yang menyenangkan bagi Si Kecil, atau sebaliknya merupakan situasi yang menekan bagi Si Kecil.
Dapat berupa pemaksaan atau ada banyak bentakan kepada Si Kecil selama proses makan.
Baca Juga: Jangan Hentikan! Ini Manfaat Bayi Mengisap Jari yang Moms Tidak Tahu
Perilaku mengemut makanan juga dapat sebagai bentuk protes lantaran dipaksa makan.
Akibat pemaksaan yang tidak menyenangkan, acara makan pun diidentikkan oleh Si Kecil sebagai aktivitas yang tidak menyenangkan. Sehingga ia lebih senang mengemutnya.
Faktor lain yang memunculkan perilaku mengemut makanan adalah Si Kecil terlalu asyik dengan aktivitas selain makan, sehingga “lupa” kalau di mulutnya masih ada makanan.
Untuk mengatasi perilaku mengemut makanan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan Moms dan Dads, yaitu:
1. Berikan contoh cara makan yang benar; tunjukkan di depan Si Kecil cara menggerak-gerakkan mulut dan gigi ketika makanan masuk ke dalam mulutnya.
Baca Juga: Cemas Anak Terus Mengisap Jarinya? Ini Cara Menghentikan Kebiasaannya!
2. Berikan makanan bertekstur secara bertahap, mulai yang halus atau cair dan berangsur kasar atau padat.
3. Acara makan dibuat menyenangkan, tidak memaksa Si Kecil untuk makan. Lakukan pendekatan positif, seperti membujuk sambil bercerita tentang makanan yang sedang dimakannya.
4. Berhenti bermain sampai acara makan selesai dan minta Si Kecil mengunyah makanannya lebih dulu.
Bisa juga membagi makanannya menjadi beberapa porsi kecil. Kalau porsi kecil itu sudah habis, Si Kecil boleh main sebentar sekitar lima menit, kemudian menghabiskan porsi kecil selanjutnya.
5. Biasakan Si Kecil makan di meja makan, televisi dimatikan, tidak sambil bermain atau berjalan-jalan.
Moms dan Dads bisa menjadikan acara menonton televisi atau bermain sebagai hadiah kalau ia sudah menyelesaikan makannya.
Baca Juga: Jangan Dibiarkan, Ini Bahaya Mengisap Jari Bagi Perkembangan Si Kecil
6. Tentukan jadwal makan dan jadwal bermain yang relatif tetap setiap hari sehingga Si Kecil tahu dan bisa bersiap makan pada waktunya serta melakukan aktivitas selain makan di waktu lain.
7. Variasikan rasa dan bentuk makanan setiap harinya, bisa juga dihias dan dibuat dalam bentuk menarik supaya selera makan anak tergugah dan ia pun bersemangat untuk mengunyah.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR