Nakita.id - Kelahiran prematur seringkali terjadi dan jarang bisa dihindari.
Tak sedikit bayi yang terlahir prematur akan cenderung berisiko mengalami gangguan kesehatan bahkan kematian.
Berdasarkan siaran pers acara 100 tahun RSCM yang mengutip data World Health Organization (WHO) menyatakan, Indonesia menempati urutan kelima di dunia sebagai negara dengan jumlah bayi prematur terbanyak di dunia.
Kematian bayi prematur disebabkan karena belum terbentuk sempurnanya organ tubuh bayi, seperti paru-paru, ginjal, hati, dan juga sistem pencernaannya.
Hal ini lah yang menyebabkan bayi prematur rentan mengalami kesehatan bahkan kematian.
Bukan hanya itu, bayi prematur juga dapat berisiko alami kondisi retinopathy of prematurity (ROP).
Retinopathy of prematurity (ROP) adalah penyakit mata yang dapat terjadi pada bayi prematur.
Ini menyebabkan pembuluh darah abnormal tumbuh di retina, dan dapat menyebabkan kebutaan.
Kebutaan pada bayi dapat disebabkan karena selama kehamilan pembuluh darah harusnya tumbuh dari pusat retina bayi yang sedang berkembang di 16 minggu menuju kehamilan.
Kemudian pembuluh darah mencabang keluar dan mencapai tepi retina antara delapan bulan kehamilan dan ketika bayi sudah cukup bulan.
Pada bayi yang lahir sebelum waktunya atau prematur, pertumbuhan retina akan sangat rentan terganggu dan pembuluh darah yang abnormal dapat berkembang.
Hal ini lah yang dapat menyebabkan kebutaan dan pendarahan pada mata bayi.
Baca Juga: Banyak Bayi Prematur Lahir Karena Ibu Abaikan Sakit Gigi Saat Hamil!
Menurut Dokter Rinawati, Sp. A(K), bayi prematur sangat berisiko alami kebutaan.
Terutama bagi bayi yang terlahir dengan berat dibawah 1.500 gram. Hal tersebut karena berbagai faktor, mulai dari kekurangan oksigen sejak di dalam kandungan, transfusi, dan lainnya.
Berdasarkan data Komunitas Prematur Indonesia pada tahun 2015 setidaknya terdapat 157 kasus (ROP), tahun 2016 163 kasus, tahun 2017 106 kasus, tahun 2018 103 kasus, dan per 20 desember 2019 terdapat 93 kasus.
Kasus kebutaan pada bayi prematur ini sebenarnya tentu saja dapat dicegah apabila skrining ROP dapat dilakukan.
"Kebutaan pada bayi prematur tentu saja dapat dicegah, pasti bisa asalkan semua Moms yang memiliki bayi prematur yang khusus beratnya dibawah 1.500 gram minta agar bayi untuk dicek matanya. Begitu lahir sebelum pulang dari rumah sakit, minta kepada dokter untuk dicek mata, berat, tinggi, serta lingkar kepalanya," tambah Dokter Rinawati, Sp. A(K) yang ditemui pada acara 100 tahun RSCM di Istora Senayan.
Pemeriksaan mata bayi prematur pun tidak bisa dilakukan oleh dokter mata biasa.
Pemeriksaan harus dilakukan oleh dokter mata yang memiliki keahlian khusus, dan tentunya ada alat khususnya juga Moms.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | WHO,Siaran Pers |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR