Proses penyakit subklinis dapat dideteksi pada seseorang tanpa gejala dengan mengidentifikasi autoantibodi yang berkembang pada masa bayi atau masa kanak-kanak.
Asam lemak telah terbukti dapat mengubah sistem kekebalan tubuh dan reaksi inflamasi, dan mungkin berperan dalam pengembangan autoantibodi terkait diabetes tipe 1.
Dalam studi baru ini, Dr Sari Niinisto di Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Nasional, Helsinki, Finlandia dan rekan-rekannya menyelidiki apakah kadar asam lemak serum selama masa bayi terkait dengan perkembangan autoimunitas anak.
Secara khusus, mereka melihat apakah kadar Omega 3 PUFA yang sangat tinggi mengurangi risiko respons autoimun yang terkait dengan penyakit klinis.
Baca Juga: Keluhan Selama Kehamilan Ini Ternyata Bisa Jadi Ciri-ciri Hamil Anak Kembar Lho, Apa Saja?
Tim peneliti juga menilai kasus positif ini untuk tanda-tanda awal insulin dan autoantibodi glutamat acid desarboxylase (GAD), keduanya terkait erat dengan perkembangan diabetes tipe 1.
Hasil menunjukkan bahwa kadar asam lemak ikan yang tinggi berasal dari asam docosahexaenoic; DHA dan docosapentaenoic acid; DPA dikaitkan dengan risiko autoimunitas awal (insulin) yang lebih rendah.
Namun, kadar asam alfa-linolenat (ALA) serum tinggi dan rasio asam arachidonat (AA) tinggi, DHA dan omega 6, omega 3 PUFA dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR