Nakita.id - Legenda putri duyung sepertinya bukan hanya isapan jempol belaka.
Dahulu cerita khayalan dari negeri dongeng ini menampilkan makhluk air yang memiliki tubuh layaknya perempuan cantik dari pinggang hingga kepala.
Tetapi untuk saat ini definisi putri duyung menampilkan hal yang berbeda.
Baru-baru ini di Kolkata, India Timur gempar dengan kelahiran bayi yang menyerupai putri duyung.
Muskura Bibi (23) telah melahirkan bayi yang menyerupai putri duyung pada Rabu (6/12) pagi di Rumah Sakit Chittaranjan Deva Sadan, Kolkata, India Timur.
Menariknya, bayi yang baru dilahirkannya tersebut tidak jelas jenis kelaminnya. Penyebabnya karena kaki menyatu.
Secara medis, hal ini merupakan kelainan langka yang dikenal dengan sirenomeli atau sindrom putri duyung.
Sebetulnya apa itu sirenomeli atau sindrom putri duyung?
Sirenomeli atau sindrom putri duyung ialah kelainan bawaan/cacat lahir yang langka dimana kaki saling menyatu seperti penampilan ekor putri duyung.
Biasanya sirenomeli atau sindrom putri duyung bisa dialami oleh satu dari setiap 100.000 kelahiran bayi.
Dalam kondisinya, bayi dengan sindrom putri duyung akan ditandai dengan kaki menyatu dari paha hingga tumit, memiliki satu ginjal, pun alat kelamin yang menyatu dengan organ usus besar dari pinggang ke bawah, dan posisinya tidak ada yang lebih rendah.
Bayi yang mengalami sindrom putri duyung biasanya dalam satu atau dua hari kedepn setelah lahir akan mengalami komplikasi, mulai dari fungsi ginjal abnormal dan kandung kemih.
Apa Penyebab sirenomeli atau sindrom putri duyung ?
Penyebab pasti masih belum diketahui, namun peneliti menyimpulkan adanya faktor lingkungan dan genetik dalam perkembangan gangungan tersebut.
Kemungkinan besarnya karena faktor lingkungan atau genetik memiliki efek teratogenik pada janin yang sedang berkembang.
Teratogen adalah zat yang dapat mengganggu perkembangan embrio atau janin.
Dalam hal ini, terjadi karena tali pusar yang gagal membentuk dua arteri karena tidak ada pasokan darah yang cukup mencapai janin.
Pasokan darah dan nutrisi terpusat pada bagian atas tubuh saja sehingga janin mengalami kekurangan nutrisi dalam mengembangkan bagian kaki.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Daily Mail,ncbi |
Penulis | : | Ria Rizki Agustina |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR