Nakita.id - Kontroversi tentang vaksin DBD Dengvaxia sangat mengkhawatirkan masyarakat.
Benarkah efek yang ditimbulkan vaskin DBD tersebut berbahaya?
Sanofi Pasteur yang merupakan peneliti pembuatan vaksin DBD Dengvaxia mengatakan bahwa vaksin tersebut dapat bekerja secara baik pada orang yang pernah terinfeksi dengue.
Vaksin tersebut memang dapat memicu penyakit jika diberikan pada seseorang yang belum pernah terinfeksi dengue.
Berdasarkan kekhawatiran masyarakat tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta para dokter dan masyarakat untuk menangguhkan pemberian vaksin.
IDAI sedang melakukan kajian untuk menentukan langkah selanjutnya.
Menanggapi polemik tersebut, Guru Besar Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia, Sri Rezeki S Hadinegoro mengatakan bahwa vaksin baru memang tidak bisa langsung mengandung hasil dan efek yang sempurna.
Baca Juga: Moms, Anak yang Suka Dinosaurus Ternyata Cenderung Lebih Cerdas
Pemantauan pengedaran dan penggunaan vaksin tetap perlu dipantau walaupun sudah melalui serangkaian uji klinis.
“Vaksin yang 100 persen sempurna itu tidak ada. Semua vaksin ada kelemahan.
Tapi kalau kita timbang antara manfaat dan mudaratnya tentu pilih vaksin yang bermanfaat. Vaksin yang sudah kita kenal selama ini itu pun juga begitu. 5-10 tahun perlu ada perbaikan,” ujar Sri.
Kasus serupa pernah terjadi pada vaksin RotaShield, vaksin untuk mencegah virus Rotavirus menyebabkan gastroenteritis atau infeksi usus pada bayi kecil.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR