Nakita.id – Moms, dalam persoalan kesehatan anak, mendeteksi tentunya jauh lebih baik sebelum mengobati ketika penyakit sudah lebih parah.
Ternyata ada penyakit yang bisa dideteksi sendiri di rumah dengan cara sederhana dengan menghitung napas anak.
Penyakit tersebut adalah pneumonia.
Pneumonia merupakan radang paru akut yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, misalnya bakteri atau virus.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperkirakan sekitar 800.000 orang anak di Indonesia terkena pneumonia.
Menurut data World Health Organization, pneumonia menjadi penyebab 15 persen dari seluruh kasus kematian anak balita di dunia.
Menurut dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp. A dalam blog IDAI dikatakan pneumonia bagi Si Kecil yang berusia kurang dari 5 tahun masih menjadi penyakit infeksi paling mematikan.
Ternyata setiap 20 detik, 1 dari 6 orang anak meninggal karena pneumonia.
BACA JUGA Ketahui Kepribadian dari Cara Memegang HP, Moms Masuk Tipe Apa?
Selain itu, ternyata pneumonia merupakan penyakit yang lebih mematikan untuk anak dibanding diare, malaria, HIV/AIDS, maupun campak.
Padahal, sebetulnya penyakit ini dapat dicegah.
Bagaimana gejala pneumonia?
Pneumonia didahului dengan demam, batuk yang kemudian meningkat menjadi sesak. Sesak pada anak ditandai dengan napas cepat dan tarikan dinding dada ke dalam. Sesak ini merupakan gejala utama pneumonia moms.
BACA JUGA Hati-Hati! Kejang Demam Berkepanjangan Dapat Ganggu Kecerdasan Anak
Nah moms, untuk mendeteksinya moms dapat menghitung napas anak
Bagaimana cara menghitung napas anak?
Cara menghitung napas anak dapat dilakukan dengan meletakkan tangan orangtua atau pengasuh pada dada anak dan menghitung gerak napas anak dalam 1 menit.
Inilah moms kondisi-kondisi yang membuat moms harus waspada saat menghitung napas anak :
1. Pada anak berusia kurang dari 2 bulan, napas anak dikatakan cepat apabila frekuensi napas anak lebih atau sama dengan 60 kali permenit
2. Pada anak berusia 2 bulan hingga 11 bulan, napas anak dikatakan cepat apabila frekuensi napas anak lebih atau sama dengan 50 kali permenit
BACA JUGA Moms Barang-barang Ini Tidak Boleh Dekat Kulkas, Akibatnya Bisa Fatal
3. Pada anak berusia 1 tahun hingga 5 tahun, napas anak dikatakan cepat apabila frekuensi napas anak lebih atau sama dengan 40 kali permenit.
4. Bila napas anak cepat disertai dengan tarikan dinding dada ke dalam, dapat pula disertai dengan gejala kepala seperti mengangguk-angguk ketika bernapas dan/atau kebiruan pada bibir, maka pada anak tersebut terdapat kondisi sesak napas.
Lebih lanjut, menurut dr. Madeleine, jika anak sesak, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat karena apabila terdapat demam dan batuk sebelumnya, pada anak mungkin terdapat pneumonia.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR