"Kita untuk baju sendiri ya beli sendiri to Pak, ya terjangkau (harganya)," ujar Puji, salah satu anggota Kerajaan Agung Sejagat.
Lalu, apa yang membuat warga mau menjadi anggota keraton padahal mereka dimintai uang untuk seragam?
Dilansir dari Surya.co.id, seorang ahli psikologi sosial Dr. M. G. Bagus Ani Putra ikut berkomentar soal kasus keraton yang sedang viral tersebut.
Mulanya, ia menduga bahwa Toto mengidap waham kebesaran, kondisi seseorang yang merasa paling memiliki kekuasaan di atas semua kekuasaan meskipun tak mempunyai bukti otentik atau logis.
Ia juga menduga banyaknya pengikut karena adanya faktor material, iming-iming gaji besar sehingga mereka tunduk pada sang raja.
"Apalagi masyarakat yang bergabung dengan KAS ini kebanyakan mempunyai kesulitan finansial, seperti terlilit hutang sehingga mereka sangat menerima ketika dijanjikan mendapatkan gaji/ pendapatan yang besar hanya dengan membayar iuran anggota dan uang seragam," jelasnya.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | YouTube,Surya.co.id |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR