Nakita.id - Munculnya Keraton Agung Sejagat beberapa waktu yang lalu memang menghebohkan publik.
Pasalnya pasangan 'Raja dan 'Ratu' ini dianggap meresahkan masyarakat.
Sesaat sebelum diamankan oleh pihak kepolisian, 'Raja' dan 'Ratu' fiktif ini bahkan sempat menggelar arak-arakan.
Kenakan pakaian berwarna merah dan menunggang kuda, sang 'Raja' tampak gagah dan menebar senyum.
Tak berbeda dengan 'Raja', 'Ratu' Keraton Agung Sejagat pun tampak sumringah.
Deretan pengikut Totok Santoso sang 'Raja' pun berjejer mendampingi perjalanan mereka.
Banyaknya masyarakat yang bergabung dengan kelompok Keraton Agung Sejagat rupanya juga korban dari tipuan Totok Santoso.
Bahkan anggota kelompoknya capai ratusan peserta.
Setiap dari mereka diwajibkan membayar iuran yang tak sedikit hingga puluhan juta rupiah.
Dikutip dari Kompas.com, Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santoso akhirnya mengakui berbohong pada para pengikutnya.
Kenakan kaos tahanan berwarna biru, raut muka Totok Santoso tampak berbanding terbalik dengan senyum sumringahnya saat arak-arakan.
Dalam tayangan Youtube Surya Citra Televisi (SCTV) (21/1/2020), wajahnya tampak tertunduk lesu.
Suaranya pun tak begitu lantang.
"Kesempatan kali ini saya mohon maaf karena satu, Keraton Agung Sejagat yang saya dirikan itu fiktif."
"Kedua, pernah membuat janji pada pengikut saya fiktif."
"Dan yang ketiga, membuat resah masyarakat khususnya masyarakat Purworejo dan masyarakat pada umumnya," ucap Totok Santoso.
Penyesalan tampak jelas tergambar dari wajah Totok Santoso.
Lantas pengakuan dan permintaan maafnya ini tuai beragam respons dari netizen.
"Yg ikuta bergabung pun aku ngak habis pikir la kok mau," komentar Dewi Soetjianto.
"Dimaafkan," komentar Muchammad Wahyudi.
"Wah parah raja di hukum," komentar pichux 666.
"Haduh kasian... Dijanjiin jadi kisanak. Belum d lantik jadi kisanak. Eh udah bubar duluan kerajaan nya. Hahaha," komentar Naomi Kiem.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | YouTube,kompas |
Penulis | : | Ela Aprilia Putriningtyas |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR