Namun saat usia merayap mendekati 40, hasrat seksual dan kemampuan penis pria takkan sebaik sebelumnya.
Jadi tak mengherankan bila siapa pun jadi cemas dan tertekan, karena kini pria berpeluang bergabung dengan puluhan juta lelaki lain yang oleh dokter divonis mengidap impotensi.
Artinya, mereka tak bisa mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk bersanggama sampai 75 persen dari seluruh kesempatan yang ada.
"Banyak pria yang lebih mampu mengatasi kehilangan sebelah kaki daripada mengatasi impotensi," tutur Dr. Crenshaw.
Tetapi faktanya, hanya sedikit pria di usia tiga puluh dan empat puluhan mengalami impotensi, dan banyak hal yang bisa Dads perbuat untuk mengusahakan agar tidak mengalaminya.
Bahkan apabila pria mengalami impoten, peluang untuk disembuhkan tetap masih ada.
Para dokter, yang dulu pernah memandang impotensi hampir secara eksklusif sebagai masalah psikologis, sekarang percaya bahwa sekurangnya tujuh di antara sepuluh kasus impotensi memiliki penyebab fisik, termasuk diabetes, gangguan kelenjar gondok, aterosklerosis, atau cedera pada penis.
Pengobatan, konsumsi alkohol, merokok dan faktor-faktor psikologis seperti depresi, stres, dan kecemasan dalam pekerjaan dapat memperumit masalah.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR