Nakita.id - Dibalik kabar duka meninggalnya aktor Johny Indo pada Minggu (26/1/2020) sekitar pukul 07.45 WIB.
Dunia hiburan Tanah Air kembali berduka atas kepergian salah satu aktor kebanggaannya, Johny Indo.
Diketahui jika Johny Indo merupakan aktor kelahiran Garut 6 November 1948 yang meninggal dunia di usia ke-72 tahun.
Kabar meninggalnya Johny Indo pertama kali diketahui melalui sosok Santa yang merupakan cucunya.
Disebutkan jika penyebab kematian Johny Indo ini pasca satu bulan laksanakan operasi hernia.
Setelah operasi hernia tersebut, kondisi Johny Indo sempat tak stabil dan membuatnya kerap kali jatuh.
“Dia sakitnya cuma hernia sama jatuh, abis operasi hernia itu kurang lebih sebulan. Karena anak-anaknya kerja, dia mungkin di rumah mau ambil apa-apa jatuh. Mulai dari situ enggak bisa bangun, sakit,” kata Santa.
“Dia kan sudah pikun, jalan sudah susah. Namanya usia kan, sempat bangun, napasnya udah engap-engapan gitu,” ucapnya lagi.
Namun, siapa sangka dibalik duka kepergian Johny Indo ini, ada sosok perampok berhati mulia yang tak bisa dilupakan publik.
Sosok Johny Indo memang wajahnya sudah tak asing lagi di dunia hiburan Indonesia setelah menjadi salah satu aktor yang punya nama pada era 1980an.
Johny Indo pernah membintangi beberapa judul film yang melambungkan namanya seperti Badai Jalanan, Langkah-Langkah Pasti, Titisan si Pitung, dan beberapa judul film lainnya.
Tak disangka, kalau Johny Indo ini dulunya adalah seorang mafia perampok kelas kakap hingga berulang kali sukses merampok toko emas di era tahun 1970-an.
Kelompoknya disebut Pachinko (Pasukan China Kota) dengan anggota yang cukup banyak kerap melakukan aksi perampokan terhadap orang-orang kaya asing di Indonesia.
Meski kerap menjarah toko emas menggunakan senjata api untuk mengancam penjaga toko, namun Johny Indo dan komplotannya tak pernah melukai dan merenggut nyawa korban.
Bahkan selama melangsungkan aksinya merampok emas pada akhir tahun 1970 hingga awal 1979, Johny Indo telah mengumpulkan 129 kilogram emas.
Namun semua harta rampokannya itu dibagikan kepada masyarakat miskin, dan menjadikan Johny Indo ini sering disebut Robin Hood-nya Indonesia.
Meski begitu, aksi perampokan Johny Indo ini selesai pada 17 Desember 1979 setelah ia dan kawanannya ditangkap polisi.
Johny Indo pun dijatuhi hukuman 14 tahun penjara di Nusakambangan, rumah bagi narapidana kelas berat sekaligus menjadi titik pelaksanaan hukuman mati bagi beberapa napi.
Namun 3 tahun dipenjara, membuat Johny Indo berontak hingga pada bulan Mei 1982, Johny Indo berhasil melarikan diri dengan bantuan 34 narapidana di Nusakambangan.
Bahkan sudah muncul perintah untuk 'tembak di tempat' jika ada aparat kepolisian yang melihat Johny Indo.
Selama 12 hari hilang, ternyata Johny masih bersembunyi di sekitar pulau Nusakambangan dan menyerahkan diri pada polisi di sekitar hutan bakau.
Setelah bebas, Johny Indo sempat bermain dalam sejumlah film yang salah satunya mengangkat kisah dirinya dalam film Johny Indo pada tahun 1987.
Disebutkan jika setelah bertaubat, Johny Indo pun menjadi mualaf dan mengubah namanya menjadi nama islami.
Dari yang tadinya bernama Johanes Hubertus Eijkenboom diganti menjadi Umar Billah, dan sering mengisi kegiatan dengan berdakwah menyebarkan agama Islam.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR