Namun parahnya, dokter hanya bisa menggelengkan kepala dan menganggap, itu merupakan kasus penyakit yang aneh dan jarang terjadi di Vietnam.
Hoa dan suaminya kemudian memutuskan untuk membawa Ngan kembali ke rumah.
“Istri saya sangat menderita, sedangkan anak perempuan saya yang masih muda harus menerima nasib malang. Dia harus menanggung penyakit yang aneh.”
“Saya tidak tahu bagaimana masa depannya,” ujar Hong, ayah tiri Ngan.
Ngan pun tak dapat menahan tangis ketika ia bercerita bahwa ia takut dan panik jika bertemu dengan orang asing.
Setiap hari, Ngan harus mengonsumsi obat sebanyak dua kali untuk menghilangkan rasa gatal.
“Ngan tidak mandi dengan air dingin, ia pasti mandi dengan air hangat,” kata Hoa.
Ngan selalu mengeluh pada ibunya karena ia merasa gatal dan tak nyaman dengan tubuhnya.
Pham Sy Tan, tetangga Hoa, mengatakan bahwa situasi ekonomi keluarga Hoa memang sulit.
Tak jarang pula warga sekitar membantu Hoa dengan menyumbangkan uang untuk menghidupi keluarganya, meski tak seberapa.
Baca Juga: Ini 7 Tren Alis yang Bikin Heboh di 2017, Moms Pernah Coba?
Komite Rakyat wilayah Xuan Tho, Nguyen Ngoc Anh, mengatakan bahwa keluarga Hoa adalah salah satu keluarga dengan ekonomi yang sulit.
Setelah suaminya meninggal, ia harus membesarkan empat anaknya sendirian.
Setiap bulan, keluarganya hanya menerima 360.000 dong atau sekitar Rp 216,000 dari dana bantuan untuk orang miskin.
Tentu, biaya tersebut tak mampu mencukupi biaya pengobatan putrinya.
Hoa berharap ada donatur yang dengan sukarela memberinya bantuan untuk kesembuhan putrinya.
(Fairiza Insani/Nakita.id)
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Fairiza Insani Zatika |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR