Asam glutamat yang terkandung dalam MSG tidak memiliki perbedaan dengan asam glutamat yang terkandung dalam tubuh manusia dan dalam bahan-bahan makanan alami seperti keju, ekstrak kacang kedelai, dan tomat.
Lantas, PT Sasa Inti bersama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) memberikan edukasi tentang "Penggunaan bumbu penyedap rasa dengan bijak tidak berbahaya bagi kesehatan".
Baca Juga: Manfaat Minum Air Rendaman Kurma Setiap Pagi, Jadi Jarang Sakit dan Hilangkan Alergi!
"Sebuah penelitian di Amerika mengambil sampel di daerah Cina. Pertama, mereka mengambil sampel penduduk yang mengonsumsi MSG yang banyak dan tidak yang mengonsumsi MSG.
Ternyata penduduk yang mengonsumsi MSG yang banyak tadi meningkatkan napsu makan padahal ada satu hormon namanya leptin ini yang mengontrol rasa kenyang.
Karena makanan itu selalu tinggi monosodium akhirnya berat badannya berlebih kemudian muncullah obesitas. Nah di sini yang memunculkan masalah bukan MSG tetapi resistensi dari leptin tadi yang mengakibatkan hipertensi.
Nah sekarang bagaimana mencegahnya? Kalau kita lihat makanan yang di jual di mana-mana berapa banyak yang dikasih MSG? Itu sudah bisa lihat, padahal kita sudah tahu seperti ini, jadi yang paling penting sebenarnya adalah dosis yang diberikan.
Yang paling aman itu berapa per kilo gram berat badan? Misal, berat badan seseorang 60 kg, maka takaran yang aman adalah 6 gram atau satu sendok teh per hari," jelas Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim, MPH, SpGK(K), pada konferensi pers pada Rabu (5/2/2020).
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR