Nakita.id – Tahukah Moms bahwa tubuh manusia membutuhkan zat besi?
Bahkan, zat besi merupakan salah satu mineral paling penting untuk Si Kecil.
Tubuh manusia membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin, protein dalam sel darah merah (RBC) yang membawa oksigen ke jaringan.
Zat besi memiliki beberapa manfaat, yaitu mencegah anemia, meningkatkan kekebalan tubuh dan energi, juga otot, serta menjaga kehamilan tetap sehat.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Bila Frekuensi BAB Bayi 2 Bulan Tidak Normal, Beberapa Hal Berikut Ini Mungkin Jadi Penyebabnya!
Jika ada kekurangan zat besi dalam darah, maka tubuh tidak bisa membuat cukup sel darah merah, dan jaringan dan organ tidak akan menerima oksigen yang mereka butuhkan.
Bila itu terjadi maka Si Kecil akan menderita anemia defisiensi besi (IDA), suatu kekurangan gizi yang umum pada anak-anak.
Anemia defisiensi besi dapat mulai dengan penipisan kecil dalam jumlah zat besi dalam tubuh Si Kecil.
Tetapi jika penurunan zat besi ini berlanjut, dapat berkembang menjadi kekurangan zat besi dan akhirnya menyebabkan IDA.
Baca Juga: BAB Cair Pada Bayi Bukan Pertanda Diare Moms, Yuk Simak Penjelasan Lengkapnya
Penyebab Si Kecil kekurangan Zat Besi
Menurut Norimah A Karim, seorang Ahli Nutrisi, anemia defisiensi besi dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa faktor.
Pertumbuhan cepat pada bayi, anak kecil dan terutama remaja, menuntut lebih banyak zat besi.
Anak-anak yang melalui masa pertumbuhan dan perkembangan mungkin tidak mendapatkan cukup zat besi dalam makanan mereka untuk kebutuhan mereka yang meningkat.
Baca Juga: Telan Kegagalan Setelah Gencar Jalani Program Bayi Tabung, Indra Bekti Ungkap Jeritan Hatinya Miliki Anak Laki-laki: 'Padahal Tinggal Sedikit Lagi'
Terlepas dari ini, anemia juga dapat terjadi ketika ada penyerapan zat besi yang buruk oleh tubuh, kehilangan darah yang berkelanjutan atau dari kehilangan darah secara bertahap dalam saluran usus.
Bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah juga berisiko mengalami anemia.
Bayi dengan berat badan normal sebelum lahir telah mengembangkan simpanan zat besi yang dapat bertahan selama 4-6 bulan.
Berbeda dengan bayi prematur yang memiliki simpanan zat besi lebih sedikit yang dihasilkan dari nutrisi yang lebih sedikit yang diperoleh dari makanan Moms di dalam rahim.
Anak-anak yang melakukan diet vegetarian juga berisiko kekurangan zat besi karena mereka tidak makan daging, ayam, ikan, dan daging organ yang merupakan sumber zat besi yang baik.
Meskipun ada beberapa zat besi dalam sayuran, biji-bijian, dan beberapa buah-buahan, zat besi dari sumber tanaman tidak diserap serta zat besi dari sumber hewani.
Tanda-tanda anemia yang Harus Diperhatikan
Tanda-tanda anemia sulit dideteksi karena jumlah zat besi dalam tubuh Si Kecil terkuras secara perlahan.
Tetapi ketika anemia berlanjut, beberapa gejala ini mungkin muncul:
- Kelelahan dan kelemahan
- Napas pendek, tampak pucat
- Denyut jantung dan detak jantung lebih cepat (dalam upaya memompa jumlah darah dan oksigen yang sama ke tubuh)
- Nafsu makan menurun
- Pusing atau sakit kepala
Jika Moms melihat salah satu gejala ini pada Si Kecil, bawa dia ke dokter. Kemudian, dokter akan melakukan tes darah sederhana untuk memastikan apakah Si Kecil menderita anemia defisiensi besi.
Dokter mungkin meresepkan suplemen zat besi untuk mengembalikan total cadangan zat besi dalam tubuhnya.
Penting bagi Moms untuk tidak memberikan suplemen zat besi kepada Si Kecil sebelum berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu karena asupan zat besi yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Penuhi asupan zat besi untuk Si Kecil
- Jika Si Kecil masih bayi, beri ASI sampai usia 6 bulan karena ASI mengandung cukup nutrisi.
Moms bisa memasukkan sereal yang diperkaya zat besi di samping ASI setelah itu. Bayi yang diberi susu formula harus diberi susu formula yang diperkaya zat besi.
- Berikan Si Kecil diet seimbang yang kaya akan zat besi.
Ini termasuk makanan seperti daging merah, ayam, ikan, dan daging organ seperti hati, bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya, telur, tahu, kacang-kacangan dan biji-bijian, buah-buahan, sereal dan roti yang diperkaya zat besi.
Penyerapan zat besi juga akan meningkat jika makanan kaya zat besi dikonsumsi dengan makanan yang juga kaya akan vitamin C seperti buah-buahan (jambu biji, jeruk dan pepaya) dan sayuran berdaun hijau.
- Anemia mudah diobati dan jarang parah atau mengancam jiwa.
Namun, jika tidak ditangani, itu dapat menyebabkan masalah belajar dan kekebalan yang lebih rendah.
Karena itu, diet yang tepat yang kaya akan zat besi sangat penting.
Ajak Si Kecil untuk mempraktikkan kebiasaan makan yang sehat sedini mungkin untuk mencegah kekurangan zat besi dan anemia.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas,Nakita,mypositiveparenting.org |
Penulis | : | Nur Marufah Saniati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR