Nakita.id – Baru-baru ini kabar ada kabar mengejutkan dari kalangan mahasiswa. Pasalnya ramai tersebar video mesum yang dilakukan olehmahasiswi perguruan tinggi negeri ternama di Depok, Jabar.
Melansir situs Tribunnews.com, kedua pasang muda mudi yang melakukan adegan dalam video tersebut telah mengakui kebenaran identitas mereka.
Hal tersebut dibenarkan pula oleh Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Putu Kholis Aryana, yang mengatakan bahwa HA, wanita dalam video porno tersebut, telah mengakui itu benar dirinya.
HA dan juga kekasihnya HFZ, telah mengakui hal tersebut saat diperiksa pada November lalu.
Baca juga: Ternyata Daun Pandan Mempunyai Manfaat Kecantikan. Ini Buktinya
Dilansir dari Doktersehat.com, pakar psikologi klinis, Anna Dauhan dari Tiga Generasi, menyebutkan bahwa tidak semua orang ingin hubungan intim dengan pasangannya direkam, baik dalam bentuk foto ataupun video.
Namun, sebagian pasangan yang melakukannya menyatakan bahwa mereka merasakan kepuasan pribadi atau dapat melihat kembali adegan hubungan intimnya di kemudian hari.
Mereka yang melakukan menemukan kepuasan baik itu secara seksual atau emosional saat merekam adegan seksualnya.
Anna pun tidak menyarankan para pasangan untuk merekam hubungan intim mereka.
Menurutnya, di era teknologi informasi dan komunikasi yang canggih ini, terlalu riskan melakukan hal tersebut karena kemungkinan tersebarnya video sangat tinggi.
Baca Juga: Fakta Tentang Jam yang Dijual Rata-Rata Menunjukkan Pukul 10.10
Sedangkan, melansir situs Telegraph.co.uk, merekam adegan seksual mungkin menjadi pengalaman baru bagi beberapa pasangan.
Namun alangkah baiknya memikirkan matang-matang mengapa ingin merekam adegan intim tersebut, pikirkan apa yang akan dilakukan di depan kamera.
Beberapa orang bahkan berpendapat bahwa dengan merekam adegan seksual akan menambah kenikmatan sensoris.
Namun ketahuilah, kenikmatan yang direkam oleh kamera justru tidak serupa dengan kenyataannya.
Menurut Petra Boyton, seorang psikolog sosial dan peneliti seks di University College London, tak jarang pula, merekam adegan seksual bersama pasangan justru menghalangi kedekatan hubungan secara emosional.
Merekam adegan intim bersama pasangan tidak disarankan oleh para psikolog karena dampak di masa mendatang akan memunculkan masalah yang rumit dan mengganggu privasi, tak hanya pasangan tersebut tapi juga keluarga.
Baca juga: Intip Gaya Moms dan Si Kecil Saat Hadiri Mom and Kids Award 2017, Yuk!
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | tribunnews.com,doktersehat.com,telegraph |
Penulis | : | Fairiza Insani Zatika |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR