Saat kedua anaknya melakukan kesalahan, Diah pun mengaku lebih suka menasihati di dalam mobilnya dibandingkan harus langsung di tempat kejadian.
Sebab ketika di dalam mobil, Diah dapat menasihati kedua anaknya dengan cerita yang ia bangun dari kejadian-kejadian yang terjadi sepanjang perjalanan.
“Misalnya ketika anak-anak makannya gak habis, lalu di jalan kita lihat ada anak yang didorong naik di dalam gerobak.
Saya suka ajak mereka untuk bersyukur bisa makan enak, punya rumah, ber-ac, mobil, bisa keluar negeri dan lain-lain.
‘Makanya kalau makan dihabisin kasian orang-orang yang seperti itu’,’ ujar Diah saat mempragakan nasihatnya kepada kedua anaknya.
BACA JUGA: Ini Risiko Penyakit Pada Bayi yang Lahir dari Ibu Golongan Darah O
Menurut Diah, kejadian-kejadian yang terjadi sepanjang perjalanan seperti itu harus diceritakan pada anak agar mereka benar-benar memahami arti bersyukur.
“Karena bersyukur itu harus dikasih contoh bukan hanya dikasih tau bersyukur-bersyukur-bersyukur. Jadi pengalaman-pengalaman sekelebat yang kita lihat di jalan harus aku deskripsikan dan aku ceritakan ke anak-anak,” tambahnya.
Diah mengaku, media 'cerita' menjadi cara ampuh untuknya dalam menyampaikan nilai-nilai kehidupan.
Tidak hanya nilai-nilai kehidupan seperti mandiri dan selalu bersyukur, tetapi juga untuk hidup dengan sehat seperti tidak makan-makanan siap saji.
"Anak-anakku mengerti untuk tidak makan-makanan siap saji.
Karena mereka tahu kalau itu tidak sehat.
Jadi pilihannya ya mereka mau sakit atau tidak. Itu saja," tegasnya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR