Nakita.id - Saat baru lahir, tulang tengkorak bayi pasti masih terasa tipis dan fleksibel.
Sehingga hal tersebut bisa berubah bentuk jika ada tekanan pada bagian tersebut untuk waktu yang lama.
Bagian belakang kepala atau salah satu sisi kepala bayi yang seharusnya bulat bisa menjadi rata, biasanya karena terlalu sering berbaring terlentang.
Baca Juga: Khawatir Kepala Bayi Lonjong Saat Usai Melahirkan, Menurut Penelitian Ternyata Ini Penyebabnya Moms
Bayi dilahirkan dengan tulang tengkorak yang masih lunak dan sambungan antar tulang tengkorak yang masih fleksibel.
Karena untuk memberi ruang bagi pertumbuhan otak yang terjadi pada tahun pertama kehidupannya.
Hal itulah yang membuat kepala bayi dapat berubah bentuk.
Banyak bayi terlahir dengan kepala berbentuk lonjong dan terkesan aneh, yang disebabkan oleh adanya tekanan di jalan lahir pada waktu proses persalinan.
Biasanya, bentuk kepala yang lonjong tersebut dapat kembali bulat dengan sendirinya dalam waktu sekitar 6 minggu.
Kepala bayi yang bentuknya tidak bulat, dan bukan disebabkan oleh tekanan pada proses persalinan, sering disebut kepala peyang.
Dikutip dari TribunJabar, penyebab paling umum dari masalah kepala bayi lonjong adalah:
Posisi tidur bayi
Posisi tidur telentang memang lebih aman bagi bayi. Namun tidur telentang selama berjam-jam dengan posisi yang sama, dapat menyebabkan kepala bayi menjadi datar di satu tempat.
Bayi prematur cenderung lebih mudah memiliki kepala yang rata atau peyang, karena tulang tengkorak mereka lebih lunak dari pada bayi yang lahir pada usia kehamilan normal.
Adanya masalah di rahim
Tekanan dapat terjadi di kepala bayi sebelum lahir Moms. Hal ini bisa saja disebabkan karena adanya penekanan di dalam rahim atau karena kekurangan cairan ketuban yang berfungsi untuk melindungi bayi.
Mengalami ketegangan otot leher juga bisa membuat kepala bayi peyang
Kondisi ini membatasi gerakan otot leher untuk memutar kepala, yang berarti salah satu sisi kepala bayi akan lebih sering mengalami penekanan pada saat berbaring.
Kepala bayi lonjong juga bisa disebabkan oleh penyatuan lempeng-lempeng tulang tengkorak yang terlalu dini.
Cara Mengatasi dan Mencegah Kepala Bayi Lonjong
Untuk menghindari dan mengatasi masalah kepala bayi lonjong, ada beberapa hal yang perlu Moms lakukan, di antaranya:
1. Ubah posisi tidurnya
Untuk mencegah kepala bayi peyang, usahakan agar bayi tidur telentang dengan posisi kepala miring ke sisi kanan atau sisi kiri secara bergantian.
2. Ubah posisi tempat tidurnya
Bayi tertarik melihat benda-benda yang bercahaya terang atau ke arah jendela.
Mengubah posisi tidur bayi atau letak tempat tidurnya akan mendorong bayi untuk menengokkan kepala ke arah yang berbeda.
Sehingga tidak terjadi penekanan terus menerus di salah satu sisi kepala.
3. Variasikan cara menggendong
Menggendong bayi dengan posisi bayi tegak, baik didekap atau dengan posisi miring, dapat mengurangi penekanan pada bagian belakang kepalanya.
4. Menggunakan helm dan ikat kepala khusus
Jika perubahan posisi tidur dan cara lainnya tidak membuahkan hasil, Moms dapat menggunakan helm khusus untuk mengembalikan bentuk kepala bayi.
Helm khusus ini dapat membantu memperbaiki bentuk tulang tengkorak bayi seiring pertumbuhannya, dengan memberi tekanan pada salah satu sisi kepala dan mengurangi tekanan di sisi yang lain.
Baca Juga: Bingung Mengatasi Kerak Kepala Bayi? Ikuti 4 Langkah Mudah Ini, Moms
Sehingga memungkinkan pertumbuhan yang merata di seluruh bagian tulang tengkorak.
Metode ini dimulai saat tengkorak bayi masih lunak, yaitu sekitar usia lima atau enam bulan.
Dan alat tersebut harus selalu dipakai, sampai dengan 23 jam per hari, selama beberapa bulan.
Meskipun tidak membahayakan kesehatan, kepala bayi lonjong jangan diabaikan ya Moms.
Source | : | TribunJabar |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR