Nakita.id – Bagi Moms yang selalu mengkhawatirkan berat badan janin sehat, ada beberapa hal lho yang ternyata harus diketahui.
Selain memastikan berat badan janin sehat, Moms juga harus memerhatikan berat badan Moms dan juga pola makannya.
Beberapa ahli telah memahami dan mengetahui pengaruh berat badan Moms terhadap janin terutama pada berat pada janin.
Melansir dari Science Daily, para peneliti di Joslin Diabetes Center mengungkapkan penyebab dan faktor yang dapat meningkatkan risiko tersebut.
Baca Juga: Ini Tandanya Jika Berat Badan Janin Normal dan Sehat
Menurut para ahli, sel-sel pusar dari sang Moms yang obesitas menunjukkan gangguan gen yang berfungsi mengatur energi serta metabolisme tubuh pada janin.
Temuan ini membantu untuk memperbaiki kesehatan bagi anak yang berisiko mengalami obesitas.
Studi ini menunjukkan risiko peningkatan obesitas didorong oleh lipid yakni lemak atau zat lain yang tidak larut dalam air.
Artinya, ada beberapa zat atau lemak yang masuk ke dalam janin melalui tali pusat tanpa pelarutan di dalam air.
Hal ini yang dapat meningkatkan risiko obesitas pada janin.
Bahkan dikatakan bila risiko obesitas pada anak memang terjadi sejak dalam kandungan.
"Kami menemukan bahwa janin obesitas memiliki lebih banyak lipid yang dapat merusak metabolisme seperti asam lemak jenuh," kata salah seorang peneliti Elvira Isganaitis, MD, MP.
Jaringan lemak dari Moms yang mengalami obesitas dapat memberikan asam lemak pada saluran tal pusat sehingga masuk ke dalam janin.
Hal ini disebabkan tubuh ibu tidak dapat menampung asam lemak yang terlalu banyak.
Tanda-Tanda Berat Badan Janin Normal
Untuk mengetahui apakah berat badan janin normal, Moms bisa memantau sebagai berikut.
Pada usia kehamilan 5 bulan, berat badannya berkisar 500 g; masuk usia kehamilan 7 bulan, berat badannya akan mencapai 1.000 g; kemudian menjadi 2.000 g dan 3.000 g saat usia kehamilan 8 bulan dan 9 bulan.
Bayi yang lahir cukup bulan, diharapkan berat lahirnya sekitar 2.500—4.000 g.
Selama pertambahan berat badannya normal dan tidak terlihat adanya kelainan, kita wajib bersyukur, karena kondisi ini menunjukkan pertumbuhan janin baik.
Bila kurang, bisa dikejar untuk mencapai berat badan (BB) ideal hingga waktu kelahiran tiba, asal jangan di atas 4.000 g karena sudah tergolong makrosomia (giant baby).
Tak hanya itu, berat badan jangan di bawah 2.500 g karena termasuk bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
Bayi yang lahir prematur (belum cukup bulan) biasanya mengalami BBLR.
Pada kehamilan kembar, berat badan janin yang satu bisa saja sangat rendah karena kalah bersaing dengan janin yang lainnya.
Baca Juga: Daftar Menu MPASI Bergizi Sebagai Makanan Agar Anak Cerdas, Penting untuk Moms
Berat badan janin yang terlalu rendah (di bawah 2.500 g) bisa disebabkan oleh gangguan atau penyakit yang diidap Moms seperti hipertensi, malaria kronik, preeklamsia, anemia.
Bisa juga karena asupan nutrisi Moms sangat kurang yang turut memengaruhi berat badan janin.
Hipertensi dalam kehamilan mengakibatkan aliran darah dari Moms ke plasenta berkurang, sehingga nutrisi untuk bayi juga dapat berkurang.
Sementara jika berat badan janin berlebih (di atas 4.000 g), biasanya disebabkan oleh asupan nutrisi yang berlebih dari Moms, kehamilan lewat waktu, atau bisa juga lantaran ibu mengalami diabetes dalam kehamilan.
Source | : | Science Daily |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR