Nakita.id - Moms jangan sekali-kali mengabaikan jika berat badan janin tidak bertambah selama masa kehamilan.
Pasalnya, berat badan janin tidak bertambah selama kehamilan bisa jadi pertanda buruk untuk calon buah hati.
Disebutkan jika berat badan janin tidak bertambah bisa menjadi tanda tumbuh kembang calon buah hati yang terhambat.
Sebenarnya, untuk mengetahui normal tidaknya berat badan bayi saat lahir bisa diprediksi sejak masih dalam kandungan lho, Moms.
Baca Juga: Berat Badan Ibu Hamil yang Sehat Pengaruhi Berat Badan Janin Sehat, Benarkah?
Melalui pemeriksaan USG, dokter obgin bisa memantau apakah berat badan janin sesuai dengan usianya.
Tumbuh kembang janin bisa dipantau berdasarkan dua hal, yang pertama adalah usianya dan juga perkembangannya.
"Misalnya, janin usia 28 minggu seharusnya memiliki berat badan 800-1.000 gram. Lalu 2 minggu kemudian beratnya harus 1.200 - 1.400 gram, jadi harus ada kenaikan bertahap," kata dr.Boy Abidin Sp.OG (K), ginekolog dari RS.Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta seperti dikutip dari Kompas.
Jika berat badan janin tidak bertambah dalam dua minggu maka disebut memiliki perkembangan yang lambat.
Disebutkan jika nantinya dokter juga akan melihat apakah ukuran janin sesuai dengan usianya di dalam kandungan.
"Dari hasil USG dapat dilihat juga apakah meski beratnya kecil tapi ukurannya simetris atau tidak. Kalau tidak simetris, misalnya ukuran kepala normal atau perutnya kecil, mungkin ada gangguan kongenital," ujar Boy.
Bila ternyata perbandingan kepala dan perut janin simetris, maka bisa dicoba dilakukan intervensi nutrisi untuk mengejar pertambahan berat badannya.
Baca Juga: Jelang Melahirkan Berat Badan Janin Kembar April Jasmine Menurun
Janin dengan berat badan rendah berpotensi mengalami masalah kesehatan serius, seperti pertumbuhan yang terlambat, kelahiran prematur, hingga beresiko besar mengalami penyakit jantung, obesitas, dan diabetes di usia dewasa.
Janin yang memiliki berat badan kurang bisa disebabkan oleh banyak faktor, antara lain gangguan sirkulasi darah, kondisi plasenta yang menyebabkan transfer nutrisi dari ibu terhambat, nutrisi ibu kurang, atau ada infeksi.
"Faktor infeksi sering kurang diperhatikan. Padahal infeksi ini juga berkontribusi pada kelahiran prematur. Infeksi bisa berasal dari gigi atau gusi, infeksi keputihan, dan sebagainya," katanya.
Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi, bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium CRP (C-reactive protein).
"Kalau hasilnya tinggi atau lebih dari 6, berarti ada infeksi dalam 24 jam terakhir," papar Boy.
Janin dengan berat badan rendah juga sangat rentan mengalami persalinan prematur karena umumnya mereka tidak tahan kontraksi di trimester ketiga kehamilan.
Terlebih, nantinya janin juga akan beresiko tinggi mengalami kematian dalam kandungan lho, Moms.
"Bila semua intervensi yang dilakukan tidak berhasil menambah berat badan janin, mungkin memang lebih baik dilahirkan untuk ditingkatkan berat badannya di luar rahim. Yang penting organ-organ janin sudah siap untuk hidup di luar kandungan," katanya.
Jadi, mulai sekarang Moms harus mulai mengamati dan menghitung berat badan janin agar calon buah hati terhindar dari pertumbuhan yang terhambat.
POLYTRON Luncurkan Kitchenmate Oven Listrik, Memasak Jadi Makin Mudah dan Praktis
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR