Nakita.id - Ketika kabar virus corona terdeteksi di Indonesia seluruh bagian lapisan masyarakat menjadi panik.
Kabar virus corona terdeteksi di Indonesia ini terjadi pada seorang ibu dan anaknya, warga Depok, Jawa Barat.
Dikabarkan sang anak tertular virus corona usai melakukan kontak dengan warga negara asing asal Jepang yang sempat mengunjungi Indonesia.
Sang anak memang sebelumnya sempat diketahui berdansa dengan WNA Jepang di sebuah klub di Jakarta.
Kemudian, WNA asal Jepang yang berdomisili Malaysia kembali ke sana dan positif corona.
Punya inisiatif sang anak dan ibu asal Depok itu memeriksakan diri dan dinyatakan positif corona.
Baca Juga: Ditetapkan Positif Terinfeksi Virus Corona, Ini Kondisi Kediaman Pasien yang Kini Diisolasi
Keduanya kini tengah diisolasi di Rumah Sakit Pusat Inveksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Sementara itu, banyak media berbondong-bondong mulai dari televisi hingga surat kabar memberitakan virus corona.
Salah satu yang menjadi viral di masyarakat Indonesia adalah aksi reporter dari salah satu televisi swasta.
Ketika memberitakan secara langsung, reporter itu menggunakan gas mask memicu kritikan pedas.
Sekedar informasi gas mask digunakan untuk menahan debu dan logam berat bukan untuk menangkal virus.
Salah satu sosok yang mengkritik hal tersebut adalah @dr.tirta.
Dalam postingan yang diunggahnya pada Senin (2/3/2020), Tirta memasang screenshoot seorang reporter tengah memberitakan virus corona.
Tirta menganggap reporter televisi ini membuat masyarakat salah fokus bahkan bisa membuat panik.
"ngapain siaran pake GAS MASK? Niat baik oke. Kabarin berita. But. Begitu orng cek masker, pasti panik? Iye lah.
Tirta lantas heran mengapa reporter ini tetap bisa melaksanakan siaran langsung padahal menurutnya aksi ini fatal.
"Kok iso lho masuk liveeeeee. Dan ini tergolong fatal, kenapa? Karena anjuran menkes aja . Masker itu untuk pasien dan orang beresiko, orng yg pake transport umum, DAN maskernya pun yg disposable," tulis Tirta.
Diakhir-akhir tulisannya, Tirta juga menjelaskan mengenai apa itu gas mask, dan memberikan sedikit himbauan mengenai tim dari stasiun televisi tersebut agar tak gegabah.
"Gas mask itu, biasanya buat menahan debu dan logam berat, lah emang mau buat radiasi + graffiti ? Come on ?!?! PAKE gas MASK buat nangkal virus? Ayolah dokter ga ada yg pernah pake itu bosku ketika operasi.
"Bahkan dokter di afrika ketika brantas ebola ga gitu banget," tulisnya.
"Maximal n95 lah. (Ini aja udah high banget) udah nangkal bakteri tbc, campak, dan airbone disease lainnya.
Ayolah. Pikirkan orng orng yg liat brita ini. Dan gimana paniknya orng awam.
Semua ada sebab akibat, kenapa ga dpikirkan impact nya. Sebelum make? Ini pasti ada tim nya kan? Mosok gegabah to.
Tolonglah. Koordinasinya diperbaiki. Impact kalian besar. Jangan sampe niat baik bergeser jadi begini," tambahnya.
Source | : | |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR