Namun, ada kekhawatiran baru dibalik menjinaknya virus ini. Yurianto menilai, virus corona yang semakin jinak membuat penyebarannya lebih sulit diantisipasi.
Sebab, semua negara, termasuk Indonesia, mengandalkan alat pengukur suhu tubuh atau thermal scanner di bandara untuk mendeteksi suspect yang mengida virus corona.
Jika tak ada gejala panas, maka deteksi tidak bisa dilakukan.
"Ini artinya mobilitas penderita Covid-19, di dalam tubuhnya tidak terdeteksi di pintu masuk negara mana pun," kata Yurianto.
Menurut dia, hal ini lah yang menyebabkan kasus virus corona di luar china meningkat.
Sejumlah negara belakangan memiliki tingkat penularan yang tinggi dan menjadi episentrum baru seperti Korea Selatan, Jepang, Iran dan Italia.
"Di samping itu penyebaran ke negara-negara yang lain, yang baru juga sangat tinggi. Data beberapa hari yang lalu, dalam sehari ada 20 negara baru yang melaporkan ditemukannya kasus positif," kata dia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR