Namun, tak sedikit orang tua yang kurang tepat dalam mengasuh karena kurangnya kehadiran ayah. Mengapa? Karena ayah bisa mengembangkan otak kiri anak, khususnya anak laki-laki.
Menurut Mezulis, Hyde & Clark keterlibatan ayah dengan bayi dikaitkan dengan lebih sedikitnya masalah perilaku pada masa kanak-kanak nanti.
Pada anak perempuan, keterlibatan ayah memiliki hubungan positif dengan kehidupan berpasangan kelak ketika ia dewasa.
3. Hati-hati jika anak laki-laki terlalu banyak berinteraksi dengan moms
Ketidak hadiran ayah dalam waktu yang lama, atau sering dapat membuat anak tidak punya model identifikasi untuk menjadi lelaki.
Identifikasi seharusnya berupa gambaran mengenai bagaimana ia seharusnya berperilaku, bersikap, dan merasa sebagai laki-laki.
Moms tetap perlu dekat dengan anak laki-laki, namun tetap kenal batasan.
Sebaiknya anak laki-laki tidak usah ikut menemani ke salon misalnya, atau dijadikan tempat curhat bila Moms memiliki masalah dengan Dads.
4. Dads, berikan kasih sayang yang cukup, juga pada anak perempuan
Kurangnya kasih sayang Dads kepada anak perempuan dapat menjadi pemicu awal anak menjadi LGBT.
Kasih sayang yang kurang dari lawan jenis, khususnya Dads dapat membuat anak menjadi lebih nyaman mencari sosok lain. Bila salah memilih sosok, maka anak akan terjerumus.
Pahami bahwa kewajiban Dads bukan hanya mencari nafkah. Lebih dari itu, perannya dalam mengasuh menentukan arah perkembangan dari anak.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | nova.id |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR