"Itu info yang kami ketahui karena pernikahan itu memang tidak melibatkan aparat desa. Undangan saja tidak banyak hanya lingkungan RT saja bahkan saya selaku kades tidak mendapatkan undangan," tambah Hartono.
Sehari keselahnya, pihak keluarga mempelai pria menjelaskan fakta yang sebenarnya.
Pihak keluarga mengatakan, bahwa mempelai pria tersebut merupakan seorang perempuan.
Salah satu penghulu di Kantor Urusan Agama Ketahuh, Susanto, mengatakan bahwa mempelai pria tersebut menyamar.
"Mereka sudah menikah sehari namun diketahui saat pihak keluarga menjelaskan bahwa keduanya sesama jenis di mana salah satu mempelai menyamar sebagai laki-laki," jelas Sutanto.
Pernikahan dibatalkan karena pihak keluarga.
Sebab pihak keluarga pengantin yang mengaku jenis kelamin pria melakukan klarifikasi, bahwa pengantin pria sebenarnya wanita.
Sehingga, pernikahan harus dibatalkan karena kedua mempelai adalah sesama jenis.
(Artikel ini sudah tayang di Wiken.id dengan judul: Tangis Istri di Bengkulu Pecah Usai Gagal Malam Pertama, Suaminya Ternyata Wanita)
Source | : | Wiken |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR