Nakita.id - Selasa (10/3/2020) daerah Sukabumi, Jawa Barat dihantam gempa tektonik.
Dilansir dari Kompas.com, gempa tektonik yang mengguncang berkekuatan 5.0.
Episenter gempa terletak pada koordinat 6.81 LS dan 106.66 BT, atau tepatnya di darat pada jarak 23 kilometer arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 kilometer.
Tak hanya Sukabumi, di daerah sekitarnya juga merasakan gempa bumi tersebut.
Gempa ini menyebabkan guncangan dirasakan di daerah Cikidang, Ciambar, Cidahu, Kalapa Nunggal dengan skala intensitas IV - V MMI.
Yaitu getaran dirasakan hampir semua penduduk dan orang banyak terbangun.
Dampak dari gempa bumi di Sukabumi tersebut tentu sejumlah bangunan porak-poranda.
Jauh sebelum gempa di Sukabumi terjadi, BMKG bahkan telah memberikan peringatan keras.
Informasi tersebut dibagikan BMKG melalui Instagram.
Dalam keterangan tersebut, BMKG menuliskan sebuah kajian mengenai potensi terjadinya megathrust.
Megatrhust sendiri berpotensi memicu gempa dan tsunami.
Lokasinya pun sama, yaitu di Sukabumi.
Bukan sebuah kebetulan, BMKG juga menjelaskan secara rinci tentang beberapa landasan mengapa bisa terjadi megathrust.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa, wilayah di Jawa Barat dan Banten beberapa kali mengalami gempa dengan kekuatan yang besar seperti gempa pada 22 Januari 1780 (M=8.5), 27 Februari 1903 (M=8.1), dan 17 Juli 2006 (M=7.8).
Tak disangka, menurut hasil kajian dari BMKG tahun 2011, zona megathrust selatan Sukabumi bisa memicu gempa hingga magnitudo 8,7.
Lebih lanjut, pihaknya mengaku tak bermaksud untuk menakut-nakuti warga namun hal itu menjadi peringatan bagi pemerintah agar segera menyiapkan upaya mitigasi bencana.
"Bukan untuk menakut-nakuti masyarakat, melainkan agar pemerintah daerah segera menyiapkan upaya mitigasinya secara tepat, baik mitigasi struktural (teknis) maupun kultural (non teknis)," jelasnya.
BMKG juga menjeskan bahwa gempa yang bisa terjadi dengan kekuatan magnitudo 8,7 bisa menghancurkan berbagai bangunan.
Jika dimasukkan skenario model tsunami, maka wilayah Pantai Sukabumi diperkirakan berpotensi mengalami status ancaman “AWAS” dengan tinggi gelombang di atas 3 meter.
BMKG menegaskan, bahwa kekuatan gempa mencapai magnitudo 8,7 yang telah dijelaskan sebelumnya adalah hasil dari kajian bukan prediksi.
"Namun demikian, satu hal penting yang harus dipahami oleh masyarakat bahwa besarnya magnitudo M=8,7 tersebut diatas *adalah potensi hasil kajian dan bukan prediksi*," terangnya.
"*Hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan* gempa akan terjadi.
Untuk itu, di tengah ketidakpastian kapan akan terjadi gempa yang berpotensi memicu tsunami, maka yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial, ekonomi, dan korban jiwa seandainya gempa benar terjadi," tegas BMKG.
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR