Nakita.id - Kini dunia tengah khawatir dengan masalah kesehatan yaitu penyebaran virus corona.
Seperti diketahui bahwa penyebaran virus corona pertama kali berasal dari kota Wuhan.
Bahkan Indonesia sendiri yang sempat dikatakan terbebas dari corona, kini virus corona telah masuk di Indonesia yang diawali oleh pengumuman dari Presiden Joko Widodo melalui media sosialnya bahwa terdapat 2 warga Depok yang positif corona.
Sebelum virus ini merebak luas hingga ke berbagai negara, ada seorang dokter wanita yang sudah mengetahui tentang virus tersebut.
Hanya saja, dokter wanita tersebut justru tidak diberi ruang untuk mengungkap pendapatnya.
Ia adalah dokter Ai Fen yang curiga dengan gejala awal virus corona di Wuhan.
Kembali melansir dari Kompas.com, Ai Fen mengungkapkan dirinya sempat 'dibungkam' oleh pihak rumah sakit tempatnya bekerja.
Awalnya, dokter asal Wuhan itu mengunggah hasil diagnosisnya di WeChat pada 30 Desember lalu.
Dalam unggahannya, Ai melampirkan diagnosis bahwa ada pasien yang mempunyai infeksi pneumonia karena virus corona mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS).
Dilansir SCMP Rabu (11/3/2020), dalam wawancara Ai Fen menyiratkan bahwa otoritas kesehatan setempat melewatkan momen untuk merilis peringatan secara dini.
Baca Juga: Ingin Badan Langsing Tanpa Olahraga? Inilah Cara Mudah yang Bisa Dilakukan
Wawancara itu dilaporkan dirilis pada Selasa (10/3/2020), tetapi dihapus dari WeChat, memantik kemarahan netizen yang mengunggah ulang publikasinya.
Ai Fen menceritakan semua hal yang terjadi pada 30 Desember, di mana ia melihat banyak pasien dengan gejala mirip flu tak bisa ditangani dengan pengobatan biasa.
Dia kemudian mendapatkan hasil laboratorium, dengan salah satunya mencantumkan sebuah kalimat yang membuatnya berkeringat dingin, "SARS coronavirus".
Saat itu juga ia melingkari kata SARS dan mengirimkan pada temannya yang juga seorang dokter.
Diberitakan The Guardian, foto tersebut beredar dengan cepat di kalangan tenaga medis, bahkan dibagikan oleh Li Wenliang yang meninggal akibat corona pada 6 Februari lalu.
Namun, aksi Ai Fen ini justru ditentang oleh pihak rumah sakit yang menyatakan informasi penyakit itu misterius dan seharusnya tidak disebarluaskan.
Oleh kepala komite inspeksi disiplin, dia mendapat teguran karena dianggap "menyebarkan rumor" dan "merusak stabilitas".
"Pikiran saya kosong. Dia tidak menegur karena saya tak bekerja keras. Saya dianggap sudah merusak masa depan Wuhan. Saya putus asa," keluhnya.
Setelah itu, setiap staf dilarang untuk saling membagikan gambar maupun pesan yang berisi informasi mengenai virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu.
Ai mengaku tidak bisa berbuat apa-apa lagi pasca mendapat teguran tersebut.
Ia hanya bisa meminta para stafnya untuk mengenakan pakaian pelindung dan masker meski tidak diinstruksikan.
"Kami menyaksikan lebih banyak lagi pasien datang kemari, di saat radius penyebarannya sudah semakin luas," terang Ai Fen.
Dia mengaku mulai melihat pasien yang tidak punya kaitan dengan Pasar Seafood Huanan, tempat yang diyakini menjadi lokasi asal wabah.
Dia pun berkeyakinan bahwa virus itu bisa dan bahkan sudah memasuki level transmisi antar manusia. Meski begitu, keyakinannya tidak digubris otoritas China.
Pada 21 Januari, atau sehari setelah Beijing mengumumkan adanya transmisi lokal, pasien yang dirawat sudah mencapai 1.523 per hari, tiga kali lipat dari biasanya.
"Jika saja saya tahu (wabah ini bakal menyebar), saya akan terus menyebarkannya kepada semua orang meski bakal mendapat peringatan," sesalnya.
Artikel ini sudah tayang di gridpop.id dengan judul "Kesaksian Dokter Wanita di Wuhan, Dibungkam karena Sebarkan Informasi Virus Corona: Pikiran Saya Kosong, Saya Dianggap Sudah Merusak Masa Depan Wuhan"
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | GridPop |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR