Nakita.id – Kian hari kasus virus corona di Indonesia kian bertambah.
Seperti dikutip dari dari Kompas.com, per hari Minggu (15/3/2020) kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 117 orang.
Kabar tersebut pun terbilang sangat mengejutkan.
Pasalnya, dalam waktu dua minggu dari pertama kali diumumkan, kasus positif virus corona di Indonesia sudah mencapai ratusan orang.
Melihat angkanya yang semakin melonjak tajam, masyarakat pun berbondong-bondong mendesak pemerintah untuk menerapkan lockdown.
Saking ramainya, tagar #LockDownIndonesia bahkan sempat menjadi trending topic nomor dua di media sosial Twitter pada Sabtu (14/3/2020) lalu.
Meski telah didesak oleh banyak orang, Presiden RI Joko Widodo nampaknya masih enggan melakukan opsi tersebut.
Sebagai gantinya, Jokowi pun mengimbau masyarakat Indonesia untuk melakukan segala aktivitas di rumah.
"Dengan kondisi ini, saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, hal tersebut perlu dilakukan karena menjaga diri dari kerumunan merupakan salah satu cara efektif dan efisien dalam menekan penyebaran Covid-19.
"Yang penting saat ini adalah social distancing, bagaimana kita menjaga jarak (dari kerumunan)," sambung Jokowi.
Menanggapi hal tersebut, dokter Panji Hadisoemarto, M.P.H, lulusan Harvard T.H.Chan School of Public Health dan Dosen Departemen Kesehatan Publik dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran pun menyambut baik.
Senada dengan Jokowi, dokter Panji juga mengatakan bahwa saat ini hal yang lebih penting dilakukan dibanding lockdown adalah social distancing atau menjaga jarak sosial.
"Saya tidak bisa menjawab dengan pasti (kapan harus dilakukan social distancing), tapi satu jawaban tentatif yang selalu saya berikan adalah 'The sooner the better' (semakin cepat semakin baik)," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Lantas, sebenarnya apa itu social distancing?
Dikatakan oleh Panji, social distancing sendiri memiliki skala yang luas.
Social distancing bisa dilakukan secara pribadi dengan menghindari keramaian atau orang yang sedang sakit, atau dilakukan oleh pemerintah dan otoritas dengan memberlakukan kebijakan untuk tidak ke kantor dan berkerumun.
Sependapat dengan Panji, Dokter Nafsiah Mboi SpA, MPH yang juga alumni dari Harvard T.H. Chan School of Public Health dan mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia berkata bahwa social distancing dan larangan perjalanan (travel ban) sebaiknya dilakukan secepatnya tanpa menunggu data.
Menurut Nafsiah, hal ini bisa dilakukan secara prioritas, misalnya dengan melakukan lebih banyak screening untuk pengunjung dari daerah yang epidemik virus corona.
Nafsiah pun menggarisbawahi bahwa social distancing juga harus dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah, mulai dari dinas kesehatan setempat hingga puskesmas.
Tujuannya untuk mensosialisasikan mengenai pencegahan virus corona hingga ke akar rumput.
"Kalau masyarakat sudah mengerti apa yang harus dia lakukan sampai ke akar rumput, saya kira itu akan banyak sekali dampaknya. Sebelum lockdown dan sebagainya," ujar Nafsiah.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR