Nakita.id – Menjalani bahtera rumah tangga bukan perkara mudah, menyatukan dua pikiran terkadang masih juga menemukan kendala.
Ada masanya, hubungan Moms dan Dads berada di titik terendah.
Namun Moms tidak perlu khawatir, itu adalah fase yang maklum terjadi dan pasti bisa dilewati.
Melansir situs Huffingtonpost.com, lima hal ini merupakan tanda-tanda hubungan rumah tangga Moms sedang tidak harmonis dan cara mengatasinya.
Pertama, Moms mulai merasa tidak perlu menghabiskan waktu bersama Dads.
Ketika Moms menjalani awal kehidupan berumah tangga, setiap hari merupakan hal yang baru dan menarik.
Berkumpul bersama Dads, berbelanja bersama, pergi berlibur bersama bahkan kerap makan bersama.
Namun sekarang, Moms merasa bahwa melakukan hal-hal romantis bersama Dads bukanlah sesuatu yang menarik.
Akan tetapi Moms, jangan berpikir bahwa ini adalah pertanda untuk mengakhiri hubungan.
Moms dan Dads harus mencari rencana dan lebih proaktif untuk kembali menumbuhkan romantisme berdua.
Baca Juga: Moms, Jangan Berkendara Tanggal 2 Januari 2018 Karena Ini
Membangun kembali kebersamaan, merencanakan waktu berdua.
Elizabeth Earnshaw, seorang terapis di Philadelphia, mengatakan bahwa perlu kesadaran bersama untuk melakukan hal-hal baru lagi.
Pasangan yang saling terlibat dalam aktivitas masing-masing dan menyusun rencana-rencana di masa depan bersama akan merasa lebih terhubung.
Temukan hobi baru yang sama-sama diminati, atau lakukan sesuatu yang Moms tahu bahwa Dads akan menyukainya.
Kedua, Moms hindari membandingkan hubungan rumah tangga dengan orang lain.
Di era digital ini, dengan adanya Instgram maupun Facebook, Moms akan lebih mudah membanding-bandingkan hubungan siapa yang lebih bahagia.
Ketahuilah Moms, tidak ada hubungan yang sempurna seperti yang tampak di media sosial.
Orang tentu tidak ingin membagikan pertengkarannya dengan pasangan di media sosial.
Daripada Moms terus menerus melihat kebahagiaan semu orang lain, cobalah ciptakan kebahagiaan sendiri.
Jauhkan media sosial Moms, dan coba dekatkan kembali komunikasi dengan pasangan.
Memasak bersama misalnya, dapat meningkatkan kembali romantisme berdua.
Ketiga, Moms lebih banyak mengutarakan perasaan melalui texting, bukan talking.
Texting di media sosial memang membuat komunikasi jadi lebih mudah, namun tidak dapat meningkatkan kualitas percakapan.
Alicia H. Clark, seorang psikolog di Washington DC, mengatakan jika Moms hanya berbicara via SMA atau chat room, meski saat bertengkar, ini berarti smarphone telah mengambil alih hubungan Moms.
Luangkan waktu di mana Moms dan Dads tidak menggunakan smartphone dan berbicara secara tatap muka, dari hati ke hati.
Keempat, kehidupan seks tidak menggairahkan lagi.
Pernikahan tanpa aktivitas seksual merupakan keluhan yang banyak dicari di Google?
Jika Moms juga mengalaminya, coba sesuatu yang baru di atas ranjang mungkin dapat membantu.
Berpikir tentang cara baru untuk terhubung secara fisik, dapat membantu Moms dan Dads menemukan hal baru yang akan memperkuat hubungan intim bersama.
Baca Juga: Hati-hati! Kebiasaan Sehari-hari ini Picu Kelainan Tulang Pada Anak.
Kelima, Moms mungkin menemukan orang baru.
Pasangan Moms seharusnya menjadi satu-satunya orang yang paling Moms cari untuk berbagi kabar.
Dads, seharusnya menjadi satu-satunya pria yang dapat diandalkan, ketika Moms menghadapi masalah dan mendengarkan Moms penuh sabar.
Namun akan menjadi masalah jika Moms melakukan itu semua pada orang lain.
Jika Moms mulai berpikir untuk ingin membagi kabar pada pria lain, dan bukan Dads, mungkin Moms sedang mengalami jeda hubungan.
Tanyakan pada diri Moms mengapa hal itu dilakukan. Apakah ada masalah dengan rasa kepercayaan? Atau karena faktor lain?
Jika banyak waktu bersama harus terganggu karena beberapa situasi tertentu, coba atur jadwal bersama Moms.
Tapi jika hal itu tidak berpengaruh apa-apa, coba bicarakan masalah ini secara serius pada Dads dan yakinkan Dads untuk mencari solusinya bersama.
Ingat kembali mengapa Moms mencintai Dads dan menikahinya.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | huffingtonpost.com |
Penulis | : | Fairiza Insani Zatika |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR