Nakita.id - Pernahkah Moms memperhatikan kebiasaan makan tak lazim yang dilakukan oleh anak?
Misalnya seperti kebiasaan makan pasir, tanah liat, obat nyamuk, dan benda-benda asing lainnya.
Jika jawabannya ya, hati-hati ya Moms.
Sebab bisa saja hal itu merupakan gejala awal anak yang mengidap gangguan pola makan yang aneh alias Pica.
BACA JUGA: Ini Tandanya Jika Keringat Pada Bayi Adalah Gejala Penyakit Berbahaya
Pica merupakan bahsa latin untuk burung magpie atau burung pemakan segala yang memiliki kebiasaan pola makan aneh.
Dimana kebiasaan pola makan yang aneh ini membuat anak-anak, remaja, atau orang dewasa memakan benda-benda yang seharusnya tidak mereka makan.
Sebelum mendiagnosa seseorang mengidap Pica, dokter biasanya akan mengevaluasi kemungkinan gangguan lain seperti gangguan mental, gangguan obsesif kompulsif, maupuan gangguan perkembangan seseorang.
Sebab berbagai gangguan ini dapat menyebabkan pola makan yang aneh seperti ciri khas Pica.
Setelah pola makan ini berlangsung selama satu bulan, barulah dokter akan memutuskan apakah benar pasien didiangosa mengidap Pica atau tidak.
BACA JUGA: Ini Risiko Penyakit Pada Bayi yang Lahir dari Ibu Golongan Darah O
Dilansir dari Mom Junction, ada beberapa efek samping berbahaya yang dapat dialami oleh pengidap Pica.
Adapun bahaya yang dimaksud ialah:
- Terjadinya kerusakan gigi, mulai dari gigi yang retak atau rahang gusi yang tidak normal.
- Infeksi parasit yang dapat menyebabkan masalah pencernaan dan penurunan berat badan secara drastis.
- Kekurangan gizi, karena pada umumnya makanan yang dikonsumsi tidak memiliki nilai gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
- Tidak ada keseimbangan dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan keracunan dan bahkan kematian karena konsumsi timbal dan besi.
Jadi Moms, ketika anak atau anggota keluarganya lainnya menunjukan gejala-gejala Pica, sebaiknya segera konsultasikan hal itu kepada dokter ya!
BACA JUGA: Mengasah Kecerdasan Anak Cukup Dengan Mandi, Begini Caranya
Source | : | mom junction,kompas |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR