Zimbabwe, adalah negara yang sudah tertatih-tatih di tepi jurang perekonomian.
Warga lainnya, George Mangava ragu negaranya akan siap mengurangi lonjakan kasus wabah tersebut.
Dia mengaku bahwa sebagai warga Chitungwiza, perhatian utama mereka dari kekhawatiran adalah kebutuhan mereka pada air.
Kekurangan air tentu memiliki banyak dampak. Terutama soal makanan dan kebersihan.
Sejak wabah virus corona terjadi pertama kali di China, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggaungkan pentingnya cuci tangan secara menyeluruh dan rutin agar dapat menghindar dari penularan virus tersebut.
Namun sepertinya hal itu sangat sulit dilakukan di Zimbabwe. Negara itu telah bertekuk lutut dalam dua dekade terjadinya kesalahan aturan ekonomi, infrastruktur dasar yang gagal dan punahnya semua layanan kesehatan.
Klinik setempat di sana bahkan tidak memiliki paracetamol. Padahal, paracetamol termasuk obat bebas yang paling umum dan mestinya mudah didapatkan.
Para petugas medis di Zimbabwe juga pesimis akan keselamatan mereka dari virus corona.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR