Nakita.id - Virus Corona di Indonesia terus menelan korban jiwa.
Tercatat, angka pengidap COVID-19 di Tanah Air sudah menembus di atas 500 orang dengan presentase kematian lebih tinggi ketimbang sembuh.
Setiap harinya, tenaga medis berjibaku untuk memperjuangkan nyawa demi nyawa untuk memerangi virus ini.
Alhasil, berita duka kemudian datang dari sejumlah dokter yang menjadi garda terdepan memerangi virus Corona.
Melansir dari Tribunnews.com, tercatat ada tujuh dokter yang gugur ketika berperang dengan COVID-19.
Angka ini terus bertambah sejak dua pekan lalu diumumkan ada tiga dokter telah berpulang usai bertugas melawan virus Corona.
Satu di antara dokter yang berpulang tersebut ternyata adalah dokter yang kukuh merawat pasien.
Hal tersebut terungkap melalui curhatan anak yang kehilangan ayah sekaligus dokter yang meninggal karena terjangkiti COVID-19.
Curhatan dari anak dokter tersebut dibagikan oleh pengacara kondang Hotman Paris Hutapea melalui akun Instagramnya (23/3/2020) kemarin.
Dalam kolom keterangan, Hotman menuliskan 'curhat seorang anak yang kehilangan papanya'.
Pada postingan tersebut hanya ada potret putih abu-abu dan tulisan duka.
Sang anak menuliskan jika sebelum meninggal, ayahnya merawat pasien yang ternyata pasien suspect COVID-19.
Nahasnya, pasien tersebut memaksa pulang dari Rumah Sakit Bintaro.
Padahal pasien tersebut memiliki hasil rontgen paru-paru yang sudah sangat buruk.
"Hari ini makna #dirumahsaja yang sebagian dari kalian abaikan dan jadikan lelucon menjadi airmata buat keluarga kami
Ya memang, ayah saya bisa dibilang bandel, disuruh jangan praktek bilangnya kasian orang dari jauh.
Ternyata pasien yang dibilang kasien itu adalah suspek covid dengan rontgen paru-paru sudah putih semua. Pasien tersebut pulang paksa dari RS Bintaro karena ini dan itu."
Setelah merawat pasien suspect tersebut, sang ayah dikatakan mengalami demam dan sesak.
"Lalu apa efeknya? Ayah saya demam, sesak. FYI ayah saya adalah orang yang ga pernah ngeluh.
Patah kaki saja masih jalan, batuk-batuk masih ngajar dari rumah. Jadi ketika mengeluh sesak, itu ga main-main
Dibawa ke RS, sesak ga membaik, naturasi terus turun, RJP, intubasi dan meninggal. Saya tulis ini cuma mau minta tolong plis untuk punya pilihan, jangan bandel #dirumahaja dan yang udah di RS jangan bandel pulang paksa."
Ia juga menuliskan betapa menyedihkannya ketika pasien COVID-19 harus diisolasi sendiri dan meninggal dunia seorang diri, tanpa ditemani keluarga.
Anak dokter yang meninggal tersebut mengimbau agar publik merawat diri dan mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak menyebarkan virus tersebut lewat bersosialisasi.
"Jadi selama kalian punya hidup yang kalian hargai, punya keluarga yang kalian kasihi yang masih hidup, plis jangan menambah penyebaran virus," tukasnya.
Currhatan anak dokter yang meninggal karena terpapar virus Corona ini pun ramai dibanjiri komentar dari warganet.
"penghormatan tertinggi bagi para pejuang kesehatan yg bahkan memberikan nyawanya utk memulihkan kesehatan masyarakat dan memulihkan bangsa dan negara ini....semoga epidemi corona covid 19 ini segera berlalu," tulis @jethro***.
"Sedih sungguh sedih," imbuh @marihot***.
"Jangan ngeyel dan taati aturan agar selamat," timpal @pujangg****.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Tribunnews.com,instagram |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR