Nakita.id - Percaya diri merupakan modal dasar pada setiap anak untuk mengembangkan potensi diri melalui pencarian minat serta bakatnya.
Namun, orangtua terkadang masih salah kaprah terkait ciri dan cara membuat anak percaya diri.
Percaya diri masih diidentikan dengan bukti anak berani tampil di depan semua orang, seperti menari, bernyanyi, dan berbagai kegiatan lainnya.
BACA JUGA : Si Kecil Pemalu? Tingkatkan Rasa Percaya Dirinya Dengan Cara ini
"Percaya diri itu sebetulnya bukan berarti anak berani saja tampil di depan. Namun, sebetulnya seberapa yakin dirinya atas apa yang dia lakukan dan dia katakan," ungkap Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.PSi., M.Si., Psi pada acara SGM Eksplor Dukung Potensi Si Kecil Jadi Anak Generasi Maju Melalui Pemenuhan Nutrisi dan Edukasi di Jakarta, ditulis Senin, 23 April 2018.
Menurut Anna, ada juga anak yang tampil di depan tapi sebenarnya tidak percaya diri.
Ada anak yang mau tampil ke depan karena disuruh orangtuanya atau hanya ikut-ikutan teman.
Bila kasusnya karena atas permintaan orangtua namun anak tidak percaya akan kemampuan dirinya, bisa jadi hasilnya ada beberapa kemungkinan bisa positif atau negatif.
Si Kecil tampil dan hasilnya memuaskan, bila diapresiasi tentunya akan timbul rasa percaya dirinya.
Namun bila tidak maka akan sebaliknya, kemungkinan anak menjadi tidak percaya diri.
BACA JUGA : Catat! Orang-orang Ini Tidak Boleh Makan Nangka, Bisa Bahaya
"Sebaliknya jika ada kejadian tidak baik misal jatuh dari panggung atau ada kesalahan namun respon orangtua malah marah, hal itu itu akan membuat anak kapok," ujar Anna.
Menurut Anna dampak negatifnya, anak akan menjadi tidak nyaman dengan orangtuanya karena hanya disuruh untuk tampil.
Bisa jadi juga keberanian anak bisa menjadi tidak timbul nantinya.
Saat Si Kecil memilih untuk berada di balik layar, bukan berarti hal itu menjadi tanda anak percaya diri.
"Bila anak memilih sendiri untuk berada di balik layar, karena ia yakin bisa menjadi orang di balik layar. Itu juga tanda anak percaya diri," ujar Anna.
Saat anak mencoret-coret tembok misalnya, anak yang percaya diri akan berusaha pertahankan argumentasinya seperti "Mama kan mau aku belajar coret-coret".
BACA JUGA : [Reportase] Sering Keliru, Inilah Dosis Obat Demam Tepat Untuk Anak
Di sisi lain, orangtua sebaiknya memberikan penjelasan pada anak agar ia tetap percaya diri namun dengan cara yang benar.
"Ya nak, tapi Mama ingin kamu coret-coretan di kertas, Mama tidak melarang kalau di tembok itu sudah tertempel kertasnya," ungkap Anna mencontohkan.
Moms, stimulus dan dukungan orangtua sebetulnya haruslah tepat dilakukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan percaya diri anak.
Selain itu, respon orangtua terhadap hasil usaha anak juga penting, khususnya terkait dengan kepercayaan diri anak.
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR