Nakita.id - Semakin hari, angka pengidap COVID-19 di Indonesia makin meroket tajam.
Bahkan per (24/3/2020), dikatakan jumlah positif virus Corona sudah mencapai 686 kasus dengan jumlah meninggal 55 orang, dan sembuh 30 orang.
Persentase kematian yang lebih tinggi ketimbang angka kesembuhan tentu saja membuat publik pantas untuk waspada.
Namun, angka tersebut bisa ditekan dengan cara mematuhi anjuran pemerintah yakni melakukan isolasi mandiri, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Baru-baru ini, ada sebuah keterangan yang disampaikan oleh ahli mengenai waktu yang paling rentan bagi seseorang menularkan virus Corona.
Melansir dari Tribunnews.com, dr. Wong Chen Seong, seorang konsultan di Pusat Nasional Penyakit Menular (NCID) Singapura memberikan keterangan.
Ia mengaku belajar banyak dari kasus COVID-19 di Singapura yang menjadi salah satu negara di Asia Tenggara dengan jumlah penularan tinggi.
Dokter Wong mengatakan kalau orang harus berhati-hati di minggu pertama terjadi gejala infeksi COVID-19.
Hal itu lantaran virus berada di titik tertinggi dalam sekresi pernapasan orang yang terinfeksi.
"Ini berarti, sekresi dari hidung dan mulut dihasilkan ketika orang batuk, berbicara, atau bersin," kata Wong.
Itu sebabnya, dr Wong menyarankan agar tidak melakukan kontak dengan siapapun di minggu pertama gejala COVID-19 muncul.
Dianjurkan bagi penderita disertai sesak napas sesegera mungkin menghubungi rumah sakit terdekat atau rumah sakit rujukan yang ditunjuk.
Kabar baiknya, ia kemudian menuturkan kalau gejala tersebut akan mereda di minggu kedua.
"Setelah itu, tingkat virus turun pada pekan kedua, yang menunjukkan pasien paling menular pada minggu pertama".
Dokter Wong menjelaskan tidak perlu cemas apabila nanti diminta tenaga medis untuk tinggal di rumah meskipun positif COVID-19.
Baca Juga: Jangan Panik Dulu Jika Menemukannya, Berikut Ini 5 Tanda Benjolan yang Bukan Kanker
“Jika mendapat pemberitahuan tinggal di rumah atau diminta untuk tinggal di rumah dengan sertifikat medis, tinggal saja di rumah. Hindari kontak dengan orang yang tidak perlu," tukasnya.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR