Lewat sambungan telepon kepada NOVA, ia menangis menceritakan betapa sulit pekerjaannya.
"Ini bukan pekerjaan mudah untuk dilakukan. Ini berat. Saya dihantui rasa takut saat ditugaskan.
"Tapi, ya, memang saya sadar kalau ini adalah tugas saya, demi Indonesia. Saya kuat," katanya dengan suara serak.
Ia memang tidak bisa menolak tugasnya ini.
Mau enggak mau, Nurul memang harus menjalaninya, walaupun sangat berat untuk dilalui, terlebih ia harus meninggalkan ibunya yang sedang sakit jantung di rumah.
“Dia khawatir dengan keadaan saya. Tapi, saya berusaha untuk meyakinkan dia kalau semua akan baik-baik saja. Lalu, mama bilang, ‘Ya sudah, itu memang tugas mu, tapi kabari kami, ya’,” jelasnya.
Tapi, beruntungnya, orangtua Nurul sudah merelakan anaknya pergi bertugas.
“Setiap hari saya selalu telepon orangtua untuk mengabari kondisi saya, agar mereka tidak cemas dengan saya. Setiap hari. Saya juga bilang ke mereka agar mereka tidak keluar rumah, agar tidak terinfeksi,” pungkasnya.
Bukan hanya meninggalkan orangtua di rumah yang membuatnya berat, tetapi juga pekerjaannya sendiri.
Source | : | Nova.id |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR