Nakita.id- Penelitian Dr. Rini Sekartini, SpA(K), konsultan pada Divisi Tumbuh Kembang Dept. Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dan kawan-kawan pada 2004-2005 di lima kota besar di Indonesia; Jakarta, Bandung, Medan, Palembang, dan Batam, seperti dikutip dari situs Tribunnews.com, mengungkap bahwa 72,2% orangtua masih menganggap masalah tidur pada bayi atau batita hanya merupakan masalah kecil. Penelitian itu juga mengungkap sekitar 44% balita mengalami gangguan tidur.
Kalau merunut penelitian jurnal American Pediatric Associations di tahun 2011 tercatat, sekitar 33% anak mengalami masalah tidur.
Sementara para peneliti Cincinnati Children’s Hospital Medical Center menyatakan, masalah tidur pada anak tidak selalu hilang saat mereka dewasa.
Salah satu penyebab merupakan kesalahan orangtua dalam menidurkan anak. Padahal, kebiasaan tidur yang sehat seharusnya ditanamkan sejak bayi.
Baca juga:Papa Idaman! Inilah Potret Kedekatan 10 Seleb Papa Bersama Si Kecil
Moms perlu tahu, setelah bayi berusia 3 bulan, mereka siap untuk tidur sepanjang malam dan bangun pagi setiap hari di jam yang sama.
Oleh sebab, bila lewat 6 bulan bayi belum menemukan pola tidurnya (tidur terlambat, sering terbangun tengah malam, hingga bangun pagi tak tentu jamnya), menandakan adanya “keteledoran” orangtua dalam hal menidurkan bayinya.
Berikut beberapa kesalahan menidurkan bayi;
* Tidak mengajari bayi perbedaan siang dan malam.
Jika waktunya tidur malah main sepanjang malam, tapi waktunya main di siang hari, si bayi malah mengantuk karena rewel, mungkin Moms lupa mengajarinya tentang beda siang dengan malam.
Nah, untuk membantu bayi mengatur ritme alami tidurnya, buka tirai kamar di pagi hari dan saat tidur siang.
Bayi juga sebaiknya jangan tidur siang terlalu lama, sebab, matanya akan melek di malam hari. Justru lebih baik membuat bayi beraktivitas di siang hari sehingga bisa tidur nyenyak di malam hari.
Di malam hari, jangan berikan cahaya terang di dalam kamarnya. Hindari juga bermain terlalu lama bersama bayi di malam hari.
* Boleh tidur jam berapa saja.
Memang sih, bayi kelihatannya bisa tidur kapan saja. Ditambah, orangtua baru cenderung bingung melihat jam tidur bayinya, sehingga akhirnya kita cenderung menuruti kemauan bayi.Padahal, konsistensi jam tidur sudah bisa dibiasakan sejak bayi.
Menurut Dr. Rini, tidur merupakan perilaku yang dipelajari dan dapat dibentuk melalui rutinitas serta kebiasan tidur yang baik.
Untuk mulai menanamkannya, paling ideal dimulai pada usia tiga hingga enam bulan.
Menciptakan konsistensi jam tidur bisa dimulai dengan ritual sebelum tidur, seperti memijat lembut atau meninabobokan. Dengan rutinitas yang konsisten, perlahan-lahan bayi akan terbiasa dengan jam tidur teratur.
* Mau tidur, diberi susu/makanan yang banyak.
Kekenyangan justru bisa membuat bayi rewel di tengah malam.
Jill Spivack dan Jennifer Waldburger, dua penulis The Sleepeasy Solution: The Exhausted Parent's Guide To Getting Your Child to Sleep from Birth to Age 5 (HCI Books, London, 2007)mengatakan, bayi yang sudah mendapatkan MPASI dan beratnya sudah mencapai 12 kg, harus berhenti disusui sebelum jam 10 malam.
Ini tidak berlaku bagi bayi di bawah usia 6 bulan ya, Ma. Tetaplah memberikan ASI setiap dua jam sekali, meski tengah malam sekalipun.
*Menidurkannya setiap kali rewel.
Marc Weissbluth M.D., dokter anak dan penulis buku Healthy Sleep Habits, Happy Child (Ballantine Books, London, 2009), mengatakan, bayi sering kali terbangun tengah malam dengan berbagai alasan.
Seperti ingin menyusu, bersendawa, kencing, kedinginan/kepanasan, atau sekadar ingin dipeluk dan ditenangkan ibunya.
Tentu Moms tidak mungkin setiap malam bangun untuk menuruti kemauan Si Kecil (kecuali si bayi sakit).
Nah, jika bayi menangis, coba tunggu beberapa menit sebelum menenangkannya.
Bukannya “sok” tega, tapi kalau kita selalu buru-buru menenangkannya, bayi tidak akan pernah belajar menenangkan dirinya untuk tidur.
Jadi, Moms tidak perlu mendengar setiap rengekan atau rintihannya. Malam berikutnya, panjangkan interval menenangkannya menjadi 5 menit, misalnya, dan seterusnya.
* Terlalu banyak bantal.
Moms Dads sering meletakkan bantal, guling, dan selimut untuk membuat bayi merasa nyaman. Padahal, terlalu banyak bantal, guling, selimut (ditambah mainan!), membuat bayi sukar bergerak.
Sisakan hanya satu bantal kepala dan simpan bantal-bantal lainnya. Jika ingin menidurkan bayi dalam posisi tengkurap, lakukan setelah bayi bisa menggerakkan lehernya dengan bebas dan singkirkan bantalnya agar wajahnya tidak terbenam di bantal.
* Ditemani banyak mainan.
Mainan gantung yang berputar, mengeluarkan bunyi, dan terkadang memiliki nyala lampu dibuat untuk dua tujuan.
“Ada mainan gantung yang dibuat untuk memberikan stimulasi visual dan merangsang perkembangan otak, ada juga yang bisa menenangkan bayi sampai tertidur,” kata Nicole Johnson, pakar tidur anak dan pendiri situs Baby Sleep Site.
Namun, mainan gantung, boneka dan mainan lainnya di dalam tempat tidur bayi juga tidak akan membuatnya menjadi cepat tidur, malah membuat bayi terdistraksi dan susah tidur. J
ohnson menyarankan untuk menciptakan suasana kamar dengan lampu temaram, dan selektif menaruh mainan. Cukup mainan gantung dengan alunan musik tenang dengan warna lembut.
Baca juga: Moms, Makanan Ini Kalau Dikonsumsi Berbarengan Ternyata Berbahaya
* Menggendong bayi sampai tidur.
Meninabobokan Si Kecil agar tidur amat disarankan untuk Moms lakukan. Namun, bukan tidak selalu harus menggendongnya hingga tertidur.
Kebiasaan ini justru tidak efektif untuk membentuk pola tidur bayi. Itulah yang dikatakan Kim West, penulis The Sleep Lady's Good Night, Sleep Tight (Vanguard Press, Ottawa, 2009).
Pada bayi berusia 3 bulan ke atas, kebiasaan ini bisa membuatnya terbiasa dan mengandalkan orangtuanya untuk bisa tidur.
Menidurkan bayi dengan cara ini juga akan menguras tenaga Moms jika bayi terbangun beberapa kali dalam semalam.
Jadi, letakkan saja bayi di tempat tidurnya dalam keadaan mengantuk tapi belum tertidur. “Dengan cara ini bayi akan belajar tidur sendiri dan jika terbangun akan kembali tidur dengan sendirinya,” kata West.
Moms, dengan mengikuti saran-saran ini, semoga bayi bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik demi tumbuh kembangnya dan Moms juga punya waktu istirahat lebih banyak! (*)
(Soesanti Harini Hartono / nakita.id)
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR