Nakita.id - Covid-19 jadi momok bagi dunia karena sangat mengerikan dan ganas.
Berawal dari Kota Wuhan, China, virus corona atau Covid-19 ini terus menyebar ke sejmlah negara.
Hampir seluruh dunia dikabarkan terpapar virus tersebut.
WHO sampai dibuat kalang kabut dan akhirnya menetapkan status virus corona ini menjadi penyakit global.
Semua negara kini sedang berusaha menumpas habis virus corona dari bumi.
Baca Juga: Hidup Bersih Bebas Penyakit, Lebih Praktis Bersama Tokopedia
Peneliti dan ahli berlomba-lomba menciptakan obat atau vaksin anticorona untuk menyelamatan bumi.
Titik terang selalu timbul dari peneliti-peneliti yang menyumbangkan jiwa raganya untuk mencari solusi agar virus corona lenyap dari bumi.
Kini, secercah harapan kembali datang dari negara Prancis.
Seorang peneliti berambut gondrong dan putih ini mengumumkan telah menemukan obat virus corona.
Kabar gembira ini tentu sangat membahagiakan dan membawa secercah harapan untuk umat manusia.
Karena, sudah hampir beberapa bulan ini kita berada dalam situasi yang sangat mengerikan.
Penelitian yang dipimpin Profesor Didier Raoult dari IHU-Mediterranee Infection, Prancis, ini menemukan obat dengan waktu penyembuhan yang sangat cepat.
Seperti yang diwartakan Al Arabiya pada Minggu (29/03), hasil penelitian Profesor Didier Raoult ini terbukti berhasil.
Delapan puluh pasien positif Covid-19 di negara Prancis bisa disembuhkan dengan hanya waktu 6 hari.
Dalam penelitian yang dilakukan Profesor Didier, ia mengombinasikan 2 jenis obat yaitu hydroxychloroquine dan azithromycin.
Baca Juga: Ingin Nyaman Bersantai di Rumah, Simak Tips ala Tokopedia Ini!
Dari 80 pasien yang menerima obat atersebut, Profesor Didier dan timnya menemukan peningkatan klinis pada semua, kecuali 1 pasien.
Pasien berusia 74 tahun ini masih diteliti apakah kematiannya disebabkan dengan Covid-19 atau adanya penyakit bawaan mengingat usianya sudah tak lagi muda.
Hydroxychloroquine adalah anti-malaria dan anti-inflamasi yang digunakan untuk mengobati gangguan auto-imun seperti lupus dan rheumatoid arthritis hanya telah dicoba dengan beberapa keberhasilan terhadap gejala coronavirus novel.
Secara regional, Bahrain adalah salah satu negara pertama yang menguji hydroxychloroquine sebagai pengobatan untuk Covid-19, setelah pertama kali menggunakan obat tersebut pada 26 Februari, dua hari setelah mendaftarkan kasus pertama virus coronavirus.
Di seluruh dunia, negara-negara memperluas akses ke hydroxychloroquine dan chloroquine, senyawa terkait yang merupakan bentuk sintetik dari kina, yang berasal dari pohon kina dan telah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati malaria.
"Kami mengkonfirmasi kemanjuran hydroxychloroquine yang terkait dengan azitromisin dalam pengobatan Covid-19 dan potensi efektivitasnya dalam penurunan dini penularan," ucap Profesor Didier.
"Mengingat kebutuhan terapeutik yang mendesak untuk mengelola penyakit ini dengan obat-obatan yang efektif dan aman dan mengingat biaya yang dapat diabaikan baik dari hydroxychloroquine dan azithromycin, kami percaya bahwa tim lain harus segera mengevaluasi strategi terapi ini untuk menghindari penyebaran penyakit dan untuk merawat pasien sebelum komplikasi pernapasan ireversibel yang parah terjadi," tambahnya.
Di Amerika sendiri, pengujian klorokuin masih dieliti oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerikan (FDA).
FDA masih meneliti dan mempelajari apakah obat tersebut aman dan efektif bagi kesembuhan pasien positif corona.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Al Arabiya |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR