Nakita.id.- Babymoon pertama kali diperkenalkan oleh penulis Sheila Kitzinger lewat bukunya berjudul The Year After Childbirth (1994).
Dalam buku tersebut, Kitzinger menyarankan para orangtua baru untuk melakukan liburan khusus bersama bayi yang baru lahir guna menjalin ikatan lebih kuat antara orangtua dan anak.
Pada 2013, tren babymoon mulai dilakukan oleh beberapa selebriti Hollywood dan diikuti oleh banyak ibu hamil di banyak negara.
Namun, tren tersebut tak dilakukan setelah bayi lahir, melainkan pada saat sang buah hati masih di dalam kandungan.
Alasannya, liburan saat kehamilan dinilai lebih aman dan mudah ketimbang membawa bayi baru lahir “jalan-jalan”. Kedekatan antara Moms, Dads, dan buah hati pun bisa dibentuk jauh-jauh hari sebelum kelahiran.
BACA JUGA: Babymoon: Bulan Madu Buat Moms Hamil Yang Bikin Persalinan Lancar
Melalui babymoon, Moms Dads diharapkan bisa lebih dekat, sehingga mampu menjalani proses kehamilan dengan lebih banyak cinta.
Ini akan berdampak positif bagi pembentukan kesiapan mental Moms Dads pascakelahiran. Dengan begitu, kemungkinan Moms mengalami sindrom baby blues bisa berkurang.
Menurut The American Congress of Obstetricians Gynecologist (ACOG), waktu yang dinilai aman bagi ibu hamil untuk melakukan sebuah perjalanan ialah saat usia kandungan antara 14—28 minggu atau selama trimester kedua.
Menurut dr. Mery, SpOG dari RS Eka Hospital, di trimester kedua, janin biasanya sudah lebih kuat ketimbang trimester sebelumnya, namun belum dekat dengan perkiraan hari lahir.
Moms juga relatif lebih sehat karena morning sickness cenderung sudah berkurang, perut pun belum terlalu besar sehingga masih bisa menikmati perjalanan.
Melakukan perjalanan udara di trimester kedua juga relatif lebih mudah. Tak demikian saat memasuki trimester ketiga, ada banyak dokumen yang perlu Moms lengkapi sebelum melakukan perjalanan dengan pesawat.
Biasanya, di atas usia 35 minggu, ibu hamil sudah dilarang melakukan penerbangan.
Malah, untuk kehamilan kembar batasnya sampai usia kehamilan 32 minggu. Hal ini bertujuan agar risiko kelahiran prematur bisa dikurangi.
BACA JUGA: Viral, Pria Ini Bagikan Cara Kreatif Menabung Walau Penghasilan Pas-pasan! Mau Coba?
Nah, sekarang sudah tahu kapan akan melakukan babymoon bersama Dads? Saatnya menentukan tujuan! Beberapa destinasi ini bisa menjadi pilihan;
- Pantai dengan ombak yang tenang.
Duduk di tepi pantai seraya mendengar desiran ombak bisa menjadi lokasi meditasi yang menenangkan.
Pikiran tenang dan tubuh yang releks bisa membantu Moms mengurangi beragam rasa sakit dan nyeri akibat perubahan fisik selama kehamilan.
Selain itu, mandi sinar matahari di tepi pantai saat pagi bisa menyuplai vitamin D yang baik untuk kesehatan.
Indonesia kaya akan pantai cantik dan tenang. Bali bisa menjadi destinasi yang ramah bagi ibu hamil karena fasilitas penginapan maupun kesehatannya lengkap.
- Liburan ke luar negeri.
Merencanakan babymoon ke negara favorit terasa begitu spesial, karena hal ini mungkin akan lebih sulit dilakukan bila buah hati sudah lahir.
Namun, ada beberapa hal yang perlu Moms persiapkan. Beberapa penerbangan internasional tidak mengizinkan ibu hamil di atas 32 minggu untuk melakukan penerbangan, sehingga Moms perlu melihat persyaratan tiap maskapai sebelum membeli tiket pesawat.
Selain itu, wabah virus Zika yang dinilai berbahaya bagi pertumbuhan otak janin juga mengharuskan ibu hamil lebih waspada dalam memilih destinasi liburan luar negeri.
Moms perlu berkonsultasi pada dokter obgin untuk mendapatkan arahan yang sesuai, termasuk merencanakan vaksin atau tindakan pencegahan khusus lain bila diperlukan.
BACA JUGA: Berhenti Menua Sejak Usia 20 Tahun, Paras Ibu Paruh Baya ini Bak Gadis
- Menikmati liburan di dalam kota.
Babymoon tak harus berlibur di tempat jauh, karena intinya adalah menghabiskan waktu berkualitas dengan pasangan.
Moms bisa menikmati seharian penuh untuk berbelanja, pergi ke museum seni, atau duduk santai sambil menikmati makanan di resto favorit.
Moms Dads bisa merencanakan satu atau dua hari penuh untuk pergi berdua menikmati kota.
Walau terkesan sederhana, sebaiknya babymoon dalam kota ini tetap direncanakan, agar Moms Dads punya kesepakatan yang sama, sehingga tak terjadi perselihan ingin pergi ke mana.
- Kembali ke alam.
Menikmati pepohonan hijau menjadi pilihan liburan alam, selain menikmati birunya laut. Moms bisa berlibur di resort dengan fasilitas balkon yang menghadap ke alam terbuka, sehingga bisa merasakan udara segarnya.
Bila Moms memutuskan pergi ke daerah pegunungan, usahakan pilih lokasi dengan jalan yang relatif datar, sehingga tak akan terlalu banyak guncangan saat berkendara.
Begitu juga dengan tempat menginap, hindari jalan berbatu atau curam untuk menghindari risiko terjatuh saat berjalan kaki. Pilihlah lokasi yang paling aman dan nyaman bagi ibu hamil.
- Berlayar dengan kapal pesiar.
Liburan ke beberapa negara dengan kapal pesiar bisa menjadi pilihan. Namun, untuk bisa berpesiar, usia kandungan yang diperbolehkan biasanya antara 12—24 minggu.
Sebelum atau sesudah usia tersebut, penyedia jasa biasanya tidak merekomendasikan ibu hamil, karena perjalanan laut membutuhkan waktu berhari-hari, sehingga komplikasi kehamilan lebih mungkin terjadi.
Mengecek ketersediaan dokter dalam kapal pesiar perlu dilakukan oleh Moms sebelum mengambil perjalanan.
BACA JUGA: Zat Berbahaya Bagi Anak dan Ibu Hamil, Produknya Sering Digunakan!
Sebelum merencanakan perjalanan babymoon, lakukan persiapan demi perjalanan yang aman dan nyaman bagi perkembangan sang buah hati dalam kandungan.
Yang paling penting, cek kesehatan kandungan sebelum babymoon. Sebaiknya konsultasikan rencana ini pada dokter obgin Moms, baik lokasi, moda transportasi yang digunakan, maupun aktivitas yang sekiranya dilakukan.
Dengan begitu, dokter akan melihat apakah kondisi kesehatan Moms dan janin memang memungkinkan untuk melakukan perjalanan tersebut, apakah perlu vaksin tertentu, atau apakah perlu mendapat vitamin agar Moms dan janin bisa terjaga. (*)
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR