Sebagian besar kalori berasal dari beras putih lengket yang digulung.
"Nasi sushi biasanya dibuat dengan menambahkan cuka dan gula, dan gula memberi lebih banyak kalori daripada nasi," kata Katherine Zeratsky, seorang nutritionist dari Mayo Clinic.
Nancy Farrell, seorang ahli gizi diet terdaftar di Fredericksburg menambahkan pernyataan Zeratsky, nasi sushi yang lengket dan manis ini juga dikemasi selama proses memasak dan perakitan, jadi bisa saja kita mengonsumsi setengah cangkir nasi saat makan sushi.
BACA JUGA: Jangan Buru-buru Program Bayi Tabung Bila Belum Juga Hamil, Ini Kata Dokter Boyke!
"Sangat mudah untuk memasukkannya ke mulut Anda, tanpa menyadari berapa banyak nasi yang kita makan," kata Farrell.
Hal ini lah yang terkadang membuat sushi menjadi tidak sehat, Moms. Karena terlalu suka dengan sushi, seseorang cenderung memakannya banyak-banyak.
Padahal bisa menambah kalori yang berujung pada beratnya timbangan.
Lantas bagaimana cara memakan sushi tanpa banyak menambahkan asupan kalori?
Selama Moms berhati-hati memakannya, itu bisa menjadi pilihan diet yang sehat.
"Sushi benar-benar dapat menjadi “bagian dari diet sehat", selama Anda berhati-hati tentang bagaimana dan apa yang Anda pesan. Itu tergantung pada bagaimana Anda melakukannya, Inilah yang harus diwaspadai," kata Zeratsky.
BACA JUGA: Ngidam, Rey Utami Suka Makan Sushi Saat Hamil, Apakah Berbahaya?
Pilih gulungan yang tepat
Bahan-bahan yang terselip di dalam (dan ditumpuk di atas) gulungan sushi adalah faktor penentu terbesar apakah sehat atau tidak.
Ikan biasanya rendah kalori, tinggi protein dan dikemas dengan nutrisi kuat seperti omega-3.
"Sertakan sayuran kukus dan segar, yang kaya serat, dan alpukat, lemak yang sehat bagi jantung," kata Farrell, juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.
Juga, hindari saus mayones (bahan utama dalam kebanyakan gulungan dengan isi “pedas”) atau sayuran yang digoreng dan digoreng (berlabel “renyah” atau “tempura”).
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | time.com |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR