Nakita.id - Moms, siapa pun yang sedang hamil tentu tidak menginginkan kejadian keguguran.
Keguguran adalah hilangnya kehamilan yang terjadi dalam 20 minggu pertama.
Kondisi itu juga dikenal sebagai aborsi spontan, dan merupakan hal yang umum dialami banyak wanita.
Perlu diketahui, kehilangan kehamilan dini (sebelum 13 minggu), atau keguguran, terjadi pada sekitar 10% kehamilan yang diketahui, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).
Bila seseorang belum pernah mengalaminya, tentu tidak tahu tanda awal gejala keguguran.
Tapi bagi seseorang yang pernah mengalami, setiap sentakan, pendarahan, atau kram dapat menimbulkan rasa takut akan mengalami gejala keguguran dini.
Tunggu, sebenarnya Moms tidak perlu khawatir, bila ada tanda yang tidak wajar, jangan dulu panik.
Selain mencari literatur, Moms juga perlu bertanya pada dokter kandungan, apakah tanda itu berbahaya atau tidak.
Dan, perlu dicatat, hanya karena Moms melihat beberapa tanda keguguran awal, tidak berarti ada yang salah juga.
Baca Juga: Keguguran Hamil Tua Bisa Terjadi Meski Janin Berusia 20 Minggu Lebih, Ketahui Penyebabnya
Tapi, tidak ada salahnya untuk mengetahui tentang tanda ataupun gejala keguguran.
Berikut lima gejala keguguran dini yang perlu diketahui:
1. Perdarahan
Setelah seseorang hamil, tentu saja ia tidak akan berpikir untuk pendarahan lagi alias untuk menstruasi lagi.
Tetapi tarik napas dalam-dalam, bisa saja ini hal yang normal.
Untuk satu hal, perdarahan implantasi mungkin merupakan tanda awal bahwa seseorang itu hamil.
"Ketika telur yang dibuahi menggali atau menanamkan ke rahim, Anda mungkin melihat beberapa bercak," kata Kecia Gaither, M.D., spesialis kedokteran janin obgyn dan maternal.
Gaither menambahkan, seseorang bisa mengalami perdarahan selama pembentukan plasenta.
"Bendera merah" pendarahan keguguran jika, darah berwarna merah terang, “seperti periode yang disertai kram uterus (seperti saat haid),” jelasnya.
Saat terjadi mungkin juga mengandung jaringan atau gumpalan.
Meskipun, separuh wanita yang keguguran tidak mengalami pendarahan.
2. Nyeri dan kram
Ketika merasakan kram, kram seperti menstruasi dapat benar-benar normal ketika rahim sedang mulai mengembang.
Tapi, kram bisa menjadi tanda keguguran awal. "Kram ini berasal dari kontraksi uterus yang mencoba mengeluarkan kehamilan," kata Gaither.
Jika merasakan nyeri, terutama dengan perdarahan hebat, segara temui dokter untuk penangan yang tepat.
Baca Juga: Tidak Menyebabkan Keguguran, Olahraga Pada Saat Kehamilan Justru Menyehatkan
3. Sakit punggung
Sama seperti kram, seseorang mungkin juga merasakan sakit punggung bagian bawah yang dapat berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai berat.
Padahal, sekali lagi, ini bisa menjadi normal dalam kehamilan yang sehat ya Moms.
Saran terbaik yaitu selalu bicarakan dengan dokter jika khawatir tentang gejala tersebut.
4. Bisa tidak ada gejala
Salah satu hal paling menakutkan untuk Moms yang baru hamil adalah kekhawatiran bahwa akan mengalami keguguran namun kita tidak tahu.
Ini sesuatu yang disebut "kehamilan yang tidak dapat bertahan," kata Gaither.
Mungkin bisa disebut dengan keguguran yang tidak disadari.
"Ini dapat bertahan hingga berhari-hari sampai tubuh mengeluarkannya secara alami atau rumah sakit mengintervensi secara medis atau pembedahan untuk menghilangkan kehamilan," katanya.
Seseorang mungkin merasakan tanda itu sebelumnya (misalnya mual) telah hilang, meskipun ini mungkin tidak hilang sampai kadar hormon menurun.
5. Tidak menyadari bila sedang hamil
Jika periode menstruasi datang terlambat (dan mungkin melakukan hubungan seks), mungkin mengalami kehamilan kimia, yang berarti telur dan sperma bertemu, ditanamkan, dan tubuh menghasilkan hormon HCG, tetapi segala sesuatunya gagal.
Kehamilan kimia bisa mencapai 50 - 75 % dari semua keguguran, menurut American Pregnancy Association.
Bisa saja keguguran terjadi bahkan kita tidak mengetahui sudah membuahi di dalam rahim.
Selama hamil di awal trimester pertama, Moms perlu hati-hati dan ketahui risiko penyebab terjadinya kegugurannya seperti yang dilansir dari Mayo Clinic berikut ini:
1. Usia
Risiko keguguran akan semakin besar terjadi pada Moms yang hamil pada usia 35 tahun atau lebih.
Secara rinci, bagi Moms yang hamil di usia 35 tahun risiko keguguran akan terjadi sekitar 20%.
Sementara risiko keguguran pada Moms yang hamil di usia 40 tahun mencapai 40%.
Ketika memutuskan hamil di usia 45 tahun, maka risiko keguguran bisa mencapai 80%.
2. Kehamilan sebelumnya
Ketika Moms pernah alami keguguran, maka terdapat juga risiko keguguran pada kehamilan sekarang.
Terlebih ketika Moms pernah alami keguguran 2 kali secara berturut-turut, maka risikonya akan semakin tinggi di kehamilan sekarang.
3. Kondisi kronis
Salah satu kondisi kronis yang bisa sebabkan keguguran yaitu diabetes yang tidak terkontrol.
Mulailah atur asupan gula dan cek secara rutin angka gula darah apabila Moms memiliki riwayat diabetes.
4. Permasalahan rahim
Salah satu permasalahan yang mungkin terjadi yaitu abnormalitas uterus.
Abormalitas uterus yaittu kondisi ketika jaringan rahim tidak kompeten atau lemah.
5. Gaya hidup
Salah satu gaya hidup tak sehat yang masih banyak dilakukan yaitu merokok.
Tentunya merokok dapat merusak kesehatan terlebih ketika tengah dalam kondisi hamil. Risiko keguguran akan semakin besar bagi perokok.
Tentunya ketika Moms tidak merokok, pastikan terhindar juga dari asap rokok karena perokok pasif juga bisa terkena dampaknya.
6. Berat badan
Berat badan juga dapat memperbesar risiko keguguran.
Pastikan Moms kontrol berat badan agar masih berada di angka aman sehingga kehamilan dapat berjalan lancar.
Baik kelebihan maupun kekurangan berat badan dapat sama-sama tingkatkan risiko keguguran.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | womens health |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR