Nakita.id - Kasus Covid-19 di Indonesia dan di dunia masih terus bertambah.
Pada saat berita ini dibuat, melansir dari Kompas.com ada 1.202.430 kasus Covid-19 dari seluruh dunia dengan 64.729 kematian dan 246.638 pasien sembuh.
Sedangkan di Indonesia kasus Covid-19 telah menyentuh angka 2.000.
Para peneliti dari berbagai negara berlomba-lomba untuk menemukan vaksin dan obat untuk Covid-19.
Pemerintah pun tak tinggal diam, mereka melalukan berbagai upaya untuk menekan persebaran virus corona ini.
Salah satunya pemerintah mengimbau untuk belajar dan bekerja dari rumah serta jangan mudik.
Tiba-tiba, dilansir oleh Kompas.com dari Independent seorang ahli menyebut bahwa pandemi seperti ini bisa saja terjadi lagi di masa yang akan datang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr Enric Sala, ahli ekologi kelautan yang juga tergabung dalam Campaign for Nature National Geographic.
Ia begitu yakin akan ada wabah hebat lagi jika manusia tetap merusak alam liar.
Tak hanya itu, jika manusia makan atau memelihara hewan liar pun bisa menjadi salah satu pemucu munculnya wabah.
"Saya benar-benar yakin bahwa akan ada lebih banyak penyakit seperti ini di masa depan jika manusia terus menghancurkan alam, menggunduli hutan, menangkap binatang liar menjadi binatang peliharaan, makanan, atau obat-obatan," kata Sala seperti dikutip dari Independent, Jumat (20/3/2020).
Lebih lanjut Enric menjelaskan bahwa rusaknya ekosistem di alam liar membuat manusia semakin dekat dengan hewan-hewan liar yang bisa saja membawa virus tertentu.
Belum diketahui hewan mana saja yang bisa membawa virus mematikan.
Jika virus dari hewan sudah berpindah ke manusia, hal itu bisa menular dengan cepat ke manusia yang lain.
"Ketika kita menghancurkan hutan tropis, menggantikannya dengan desa, pertambangan, membunuh atau menangkap hewan liar untuk dimakan, kita membuka diri terhadap virus-virus itu," ungkap David Quammen, penulis buku Spillover: Animal Infections and the Next Human Pandemic.
Seperti wabah sebelumnya seperti SARS, MARS hingga Ebola yang beberapa di antaranya diduga muncul akibat konsumsi hewan liar.
"Di pasar Wuhan, misalnya. Ada sejumlah spesies eksotis yang hidup di dalam kandang, semuanya berdekatan satu sama lain, termasuk manusia, dengan cara yang tidak akan pernah Anda temukan di habitat alami," tambah Dr Samuel Myers, ilmuwan dari Departemen Kesehatan Lingkungan Harvard.
Untuk itu, perlu adanya kebijakan yang melindungi alam dan mengatur atau melarang perdagangan satwa liar.
Yuk saling mengingatkan sesama, Moms, untuk tak makan hewan liar dan menjaga alam agar tak ada lagi wabah yang mematikan.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR