Nakita.id – Susah ditemukan di pasaran, kebunnya hanya ada di Pasuran, Jatim. Tepatnya di Kecematan Rembang.
Karena itu mangga alpukat ini banyak diburu.
Wow! 7 Makanan Bisa Membuat Bokong Lebih Kencang Dalam 2 Bulan
Rasanya, tak diragukan, lezat. Sebanding dengan harganya yang mahal.
Beli langsung dari petani harganya Rp35 ribu/Kg. Di pasar atau toko-toko besar harganya Rp60 ribu/Kg hingga Rp70 ribu/Kg.
Masa panen buah ini sekitar 3-4 bulan per tahun. Setiap pohon bisa menghasilkan 70 kilogram mangga.
Khusus di Kecamatan Rembang, Jawa Timur, terhampar 4000 hektar, setiap hektar ada 100-120 pohon mangga alpukat produktif.
Langka dan mahalnya buah mangga alpukat ini tidak menyurutkan masyarakat untuk memburunya.
Baca juga: Masker Murah Meriah. Produk Ini Ampuh Hilangkan Jerawat Membandel
Hal tersebut diakui oleh Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf yang lebih akrab disapa Gus Ipul. Menurutnya, seperti di lansir Antara Jatim (25/10), keistimewaan mangga ini rasanya lebih manis dan tahan lama, berbeda dari jenis mangga yang dikenal masyarakat.
Untuk menikmatinya buah mangga alpukat praktis. Tidak perlu dikupas, tapi cukup dibelah menjadi dua bagian, sama persis seperti akan mengonsumsi buah alpukat.
Untuk diketahui, buah mangga alpukat ini sebelum didaftarkan sebagai varietas unggul khas dan asli Pasuruan Jawa Timur, telah berkembang dalam skala komersial di Kabupaten Pasuruan sejak tahun 1994 melalui program Pembangunan Pertanian Rakyat Terpadu, yang sekarang ini telah berkembang sebanyak 3.925 Ha dengan jumlah tanaman 337.375 pohon didukung dengan pusat pemasaran lokal, regional dan nasional.
Dari sini kita sebenarnya bisa melihat jika buah mangga alpukat sudah menjadi public domain sejak tahun 1994.
Baca juga: Tahukah Kenapa Di Dalam Rumah Ada Debu? Ini Alasan Juga Solsuinya
Asal Usul Buah Mangga Alpukat
Sejatinya mangga alpukat ini adalah Mangga Gadung 21 yang disinonimkan dengan Arumanis 143, karena keduanya mempunyai kemiripan penampakan morfologi.
Karenanya hal ini menyulitkan dalam pemasaran produksi maupun produksi benihnya.
Kedua varietas buah mangga tersebut mempunyai beberapa perbedaan signifikan; Gadung 21 memiliki ukuran buah lebih besar, pangkal buahnya lebih bulat dibandingkan Arumanis 143.
Selain itu Gadung 21 mempunyai kadar pati lebih tinggi (10,27%) dibanding Arumanis 143 (6,83%). Perbedaan ini tentu mempengaruhi perbedaan citarasa antara keduanya.
Pada dendogram hasil analisa DNA, keduanya pun mempunyai jarak yang cukup jauh.
Jadi antara Gadung 21 dan Arumanis 143 mempunyai sifat genetik yang berbeda.
Selain itu mangga Gadung 21 memiliki keunggulan ukuran buah besar, daging buah tebal, kuantitas serat pada daging buah rendah, kadar pati cukup tinggi (10,27 %) dan kadar air rendah (75-77 %) dan rasa manis (TSS 15-21 °Brix).
Karena alasan itulah mengapa mangga Gadung 21 oleh masyarakat di Pasuruan, Jawa Timur, dijuluki mangga alpukat.
Baca juga: Artis Cantik Franda dan Samuel Agendakan Liburan Akhir Tahun di Jepang
Alasannya tidak lain karena karakteristiknya buah mangga Gadung 21, cara makannya bisa dibelah tengahnya, kemudian diputar hingga terbelah menjadi dua, dan dapat langsung dimakan menggunakan sendok seperti makan buah alpukat.
Tapi ingat, supaya bisa dimakan degan cara seperti itu, buah mangga Gadung 21 alias mangga alpukat harus dipanen masak pohon.
Source | : | Antara,Litbang pertanian |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR