Nakita.id - Virus corona masih menjadi momok bagi banyak negara di penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia.
Bagaimana tidak, dalam waktu sekitar sebulan, jumlah pasien positif virus corona di Indonesia tiba-tiba telah mencapai ribuan orang.
Untuk memutus penyebaran virus, pemerintah pun mencoba menerapkan sejumlah kebijakan.
Salah satunya dengan mengimbau masyarakat untuk tidak mudik terlebih dahulu tahun ini.
Pasalnya, jika masyarakat masih nekat mudik, jumlah korban Covid-19 diprediksi seketika melonjak tajam.
Tim Pakar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) pun mencoba membuat model prediksi jumlah kasus pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, jika masyarakat tetap mudik Lebaran.
Salah satu anggota tim pakar, Pandu Riono mengatakan, kegiatan mudik berpotensi menambah kasus penularan di masyarakat.
"Semua kan dari pergerakan manusia. Jadi manusia dibatasi pergerakannya tidak boleh mudik, itu satu cara supaya virus dari kota besar jangan pulang kampung," ujar Pandu kepada Kompas.com, Selasa (14/4/2020).
Pada pemodelan yang dibuat pada 12 April 2020 ini, FKM UI membatasi prediksi mudik di sekitar Pulau Jawa.
Baca Juga: Jenazah Covid-19 Kerap Ditolak Masyarakat, Ahli Ungkap Ini yang Buat Jenazah Menularkan Virus Corona
Hasilnya diketahui, apabila warga pulau Jawa selain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) melakukan mudik, maka jumlah kasus terinfeksi pada 24 Mei 2020 atau 1 Syawal mencapai kurang lebih 650.000 orang.
Namun, jika warga Pulau Jawa selain Jabodetabek tidak mudik, jumlah kasus pada 24 Mei mencapai kurang lebih 600.000 orang.
Sedangkan, jumlah kasus di Jabodetabek pada tanggal yang sama diperkirakan mencapai kurang lebih 200.000 orang.
Selain itu, FKM UI juga memprediksi jumlah kasus hingga 1 Juli 2020.
Hasilnya, apabila warga di Pulau Jawa selain Jabodetabek tetap melakukan mudik, maka jumlah kasus positif Covid-19 dan butuh perawatan di rumah sakit meningkat kurang lebih 1 juta orang.
Kemudian, apabila warga di Pulau Jawa selain Jabodetabek tidak melakukan mudik, jumlah kasus positif Covid-19 yang butuh perawatan sebanyak kurang lebih 800.000 orang.
Sementara itu, jumlah kasus di Jabodetabek pada tanggal tersebut diprediksi 200.000 orang.
Dengan demikian, berdasarkan pemodelan itu, Pandu mengimbau masyarakat untuk tidak mudik.
Selain mencegah penularan yang lebih masif, hal tersebut juga dilakukan agar tidak membahayakan warga yang tinggal di desa.
"Kalau pulang kampung itu, (virus) menyebar di daerah, kampung-kampung, yang pelayanannya sangat terbatas, menularkan ke orang-orang yang ada di sana," pungkas Pandu.
Baca Juga: Benarkah Anak-anak Tak Mudah Terinfeksi Virus Corona Ketimbang Orang Dewasa? Ini Kata Ahli
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Jumlah Kasus Covid-19 Diprediksi Meningkat jika Masyarakat Tetap Mudik Lebaran".
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR