Nakita.id - Kabar tak sedap kembali menghampiri dunia hiburan Tanah Air.
Seakan tak kapok dengan dunia hitam, aktor lawas yang memiliki banyak talenta, Tyo Pakusadewo kembali harus merasakan dinginnya jeruji besi.
Aktor senior itu kembali ditangkap polisi karena kembali menyalahgunakan narkoba.
Tyo Pakusadewo diamankan polisi di rumah kontrakannya dengan sejumlah barang bukti berupa sabu-sabu seberat 1,06 gram lengkap dengan alat hisapnya.
Baca Juga: Sempat Ditahan Selama 9 Bulan Penjara, Aktor Senior Tyo Pakusadewo Kembali Ditangkap karena Narkoba
Tyo Pakusadewo digelandang ke Polda Metro Jaya pada Selasa (14/04) dini hari.
"Iya (Tio Pakusadewo ditangkap atas kasus narkoba)," kata Herry saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (14/4/2020).
Majelis hakim juga sudah memprediksi hukuman yang pantas bagi Tyo Pakusadewo.
Hukuman 9 bulan penjara atau menjalani rehabilitasi di RSKO Cibubur.
Padahal sebelum ini, Tyo Pakusadewo sudah pernah mendekam di penjara atas kasus yang sama.
Pada 2017 silam, Tyo Pakusadewo juga digelandang ke kantor polisi karena kepemilikan sabu-sabu.
Seakan tak jera akan apa yang dilakukannya, sebenarnya apa yang membuat orang kecanduan narkoba dan tak bisa lepas dari barang haram tersebut?
Sensasi atau efek yang ditimbulkan dari narkoba sebenarnya adalah rasa senang dalam waktu singkat.
Hal tersebutlah yang menjadi seseorang yang sudah pernah merasakan narkoba kembali ingin mencicipinya lagi.
Hal ini juga dibenarkan oleh Samanta Ananta, M.Psi, seorang psikolog anak dan keluarga.
Narkoba sendiri merasangsang hormon dopamin yang mengatur rasa bahagia dan memberi efek menyenangkan serta santai di otak.
Narkoba bisa merangsang otak untuk mengeluarkan hormon dopamin dalam jumlah banyak.
"Individu yang kecanduan narkoba sudah merasakan mendapatkan penghargaan lebih cepat dari hasil penggunaan narkoba dibanding rewards yang dilakukan secara alamiah," ucap Samanta.
Narkoba bisa langsung sekejap memunculkan rasa bahagia dalam hitungan menit saja.
Dengan kata lain, dopamin yang dihasilkan saat mengonsumsi narkoba bisa langsung cepat keluar dibanding dengan dopamin yang diproduksi secara alami dengan usaha dan proses.
Menurut Hersa Aranti, M.Psi, seorang psikolog klinis, pengguna narkoba memang bisa rindu mengonsumsi barang haram tersebut.
"Narkoba itu punya sifat habitual, bikin pemakainya selalu teringat dan terbayang, membuat mereka rindu perasaan saat memakai narkoba," jelas Hersa.
Narkoba pun memiliki sifat candu, membuat penggunanya sulit untuk berhenti dan ingin mengonsumsi terus menerus.
"Sifat lainnya adalah toleran, tubuh orang yang pakai narkoba lama kelamaan menyatu dengan narkoba, sehingga menuntut orang itu pakai dosis lebih tinggi," jelas Hersa.
Dosis yang banyak inilah yang bisa membuat overdosis dan beujung pada kematian.
Narkoba ini memang memiliki sederet dampak buruk jika dikonsumsi tanpa pengawasan dokter.
Bahayanya sangatlah banyak, mulai dari halusinasi, gangguan mental, depresi, kecemasan terus menerus hingga kematian.
Baca Juga: Jangan Sampai Kecolongan! Waspadai Tiga Tindak Kejahatan di Tengah Pandemi Corona
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR