"Penemuan baru ini, yang membuktikan bahwa genetik punya peranan dalam gangguan jiwa,
tapi memiliki potensi untuk merevitalisasi pengobatan depresi dengan membuka jalan untuk penemuan terapi baru dan ditingkatkan," kata Gerome Breen dari King's College London, yang bekerja pada tim peneliti.
Penelitian ini melibatkan upaya global, dengan data yang mencakup lebih dari 135.000 pasien dengan depresi berat dan sekitar 344.000 kontrol sebagai perbandingan.
BACA JUGA: Ingin Punya Anak Perempuan? Moms Jangan Lupa Konsumsi Makanan Ini
"Penelitian ini telah memberi pencerahan luar biasa tentang peranan genetik pada depresi. Tetapi ini baru langkah yang sangat awal, " kata Cathryn Lewis, ahli King's College London lainnya yang bekerja dalam penelitian tersebut.
"Kami membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap lebih banyak dari dasar genetik, dan untuk memahami bagaimana genetika dan stres lingkungan bekerja sama untuk meningkatkan risiko depresi." (*)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR