Nakita.id – Melansir situs Independent, endometriosis memengaruhi sekitar 1 dari 10 wanita subur di Inggris, meskipun perlu tujuh setengah tahun sejak gejala awal untuk menentukan diagnosisnya.
Meski demikian, endometriosis masih digolongkan sebagai kondisi ‘umum’ oleh NHS (National Helath Service), lembaga semacam BPJS, di Inggris
Endometriosis ada saat jaringan yang berperilaku seperti lapisan rahim ditemukan di bagian lain tubuh seperti ovarium, saluran tuba, perut, kandung kemih atau usus.
Para ahli di Inggris mengungkapkan alasan mengapa sangat sulit untuk mendapatkan diagnosis penyakit endometriosis.
Baca juga: Viral, Begini Gaya Khas Menteri Susi Pudjiastuti Ingatkan Hari Ibu
Hal ini karena gejala yang umum serupa dengan kondisi lain. Gejala utamanya meliputi nyeri saat menstruasi, dan tidak berkurang rasa sakitnya meski telah diminumi obat.
Masa menstruasi, nyeri pinggul, nyeri saat dan setelah berhubungan seks, dan kelelahan merupakan gejala yang kerap ditemukan pada penyakit endometriosis.
Satu-satunya cara untuk mendiagnosis kondisi ini adalah dengan laparoskopi, yakni operasi di mana kamera dimasukkan ke dalam panggul melalui sayatan kecil di dekat pusar.
Kondisi tersebut juga menjadi bahan diskusi pada Maret lalu ketika All Part Parliamentary Group on Women’s Health menemukan bahwa 40% wanita penderita penyakit ini butuh 10 kali pertemuan dengan GP (General Practitioner) sebelum akhirnya didiagnosis.
Baca juga: Kenang Mendiang Jonghyun, Penggemar Gelar Aksi Galang Dana Kemanusiaan
Saat ini tidak ada obat untuk endometriosis meskipun berbagai perawatan tersedia untuk membantu mengatasi gejalanya.
Obat penghilang rasa sakit, obat hormonal seperti pil kontrasepsi, pembedahan untuk menghilangkan beberapa jaringan endometriosis, atau dalam beberapa kasus melalui operasi histerektomi, adalah cara-cara yang dilakukan untuk mengatasi gejala endometriosis. (*)
(Fairiza Insani Zatika / nakita.id)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | independent |
Penulis | : | Fairiza Insani Zatika |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR