Nakita.id - Ini kabar yang kurang menyenangkan untuk para penderita endometriosis. Penelitian terbaru menyebutkan, mereka yang menderita endometriosis dan merasakan sakit yang cukup parah, membutuhkan waktu lebih lama supaya bisa hamil. Mereka juga memerlukan perawatan kesuburan agar cepat hamil. Jadi, penderita endometriosis bukan hanya merasakan ketidaknyamanan saat menderita penyakit ini.
Endometriosis sendiri adalah suatu penyakit pada sistem reproduksi wanita di mana jaringan dari lapisan dalam dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim. Sebanyak 10% dari populasi perempuan di dunia menderita penyakit ini.
Menurut para peneliti, perempuan penderita endometriosis yang menyakitkan biasanya memiliki luka di dalam tubuhnya, termasuk di usus. Hal inilah yang membuat mereka lebih sulit untuk hamil. Jika ingin cepat hamil, mereka harus melakukan perawatan kesuburan, bahkan bukan tidak mungkin harus menjalani operasi.
Para peneliti dari Descartes University di Paris menganalisis perempuan yang didiagnosis menderita endometriosis antara tahun 2004 dan 2017. Dari perempuan-perempuan tersebut, 422 orang di antaranya tidak dapat hamil secara alami setelah setahun mencoba. Ketika mereka diminta untuk menilai rasa sakit mereka pada skala satu sampai 10, 289 perempuan mengatakan bahwa kadar sakit yang dirasakan di angka tujuh atau lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh luka di dalam tubuhnya, termasuk di usus. Sedangkan untuk para perempuan yang merasakan skala sakit di bawah enam, biasanya mereka tidak mengalami luka di daerah tersebut. Sehingga mereka tidak memerlukan perawatan kesuburan jika ingin cepat hamil.
Penelitian ini sendiri telah dipresentasikan di kongres European Society of Human Reproduction and Embryology yang diadakan di Jenewa.
Penulis penelitian ini, Mathilde Bourden, berharap hasilnya akan dapat mengingatkan kaum perempuan untuk lebih peduli dengan kondisinya jika menderita nyeri panggul parah. Bourden juga menyarankan untuk langsung mencari pertolongan medis jika hal ini terjadi. “Perempuan dengan endometriosis memerlukan perawatan khusus dan sebaiknya dirawat di pusat spesialis,” jelasnya.
Walaupun tidak terlibat dengan penelitian ini, Andrew Horne, profesor ginekologi dan ilmu reproduksi di University of Edinburgh, berharap fakta dari penelitian ini dapat membantu meningkatkan kesadaran para dokter dan bisa mempercepat diagnosisnya. “Meski begitu, kami masih belum sepenuhnya mengerti mengapa perempuan dengan endometriosis mengalami rasa sakit,” ucap Horne.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR